Sabtu, 30 Maret 2013

makalah MPAI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam hal pengajaran, metode mengajar itu sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pendidik, karena dengan metode yang efektif dan tepat maka mata pelajaran yang akan disampaikan itu akan berjalan dengan lancar. Selain itu kelancaran materi ajar tergantung pada bagaimana seorang pendidik menerapkan materinya kepada anak didik serta bagaimana model atau cara memahamkan materi tersebut. Kebanyakan saat pelajaran akan dimulai dari sebagian anak didik ada yang tidak serius, gaduh, ada yang bermain-main dan lain sebagainya. Dalam mengajar itu ada berbagai macam metode. Dalam makalah ini akan kami jelaskan secara singkat tentang macam-macam metode pembelajaran Agama Islam”.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Metode Pengajaran Agama Islam?
2.      Apa saja Faktor-faktor Pengunaan Metode Pengajaran?
3.      Apa saja Metode Pengajaran Agama Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Pengajaran
Metode pengajaran, yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan.
Metode pengajaran Agama Islam berarti suatu cara penyampaian bahan pelajaran dari pendidik kepada anak didik dalam pengajaran Agama Islam.
B.     Faktor-faktor Penggunaan Metode Pengajaran.
Penggunaan suatu metode pengajaran biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1.      Tujuan; setiap bidang studi mempunyai tujuan, bahkan disetiap sub topik pembahasan tujuan sudah ditetapkan secara terperinci dan spesifik supaya metode yang bagaimanakah yang sesuai dengan pembahasan.
2.      Karakteristik siswa; adanya perbedaan karakteristik siswa dipengaruhi, sosial ekonomi, budaya, tingkat kecerdasan dan watak mereka. Permasalahan tadi menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode yang tepat agar menjadi alat mengkomunikasikan pesan pengajaran kepada anak.
3.      Situasi dan kondisi (setting); selain faktor perbedaan sekolah, geografis, sosiokultural, menjadi bahan pertimbangan dalam memilih metode yang digunakan sesuai dengan setting yang berlangsung.
4.      Perbedaan pribadi dan kemampuan guru; seorang guru yang terlatih bicara disertai gaya dan mimik, gerak, irama, tekanan suara akan lebih berhasil menggunakan metode ceramah dari pada guru yang tidak mempunyai kemampuan bicara.[1]
C.     Macam-macam Metode Pembelajaran PAI
1.      Metode ceramah
Metode ceramah adalah teknik yang sudah lazim digunakan oleh guru di sekolahan. Ceramah diartikan penyampaian bahan secara lisan di muka kelas. Peranan murid di sini sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat keterangan guru bila mana diperlukan. Metode ceramah layak dipakai oleh guru dalam menyampaikan pesan di muka kelas bila :
a.       Pesan yang disampaikan berupa fakta atau informasi.
b.      Jumlah siwanya terlalu banyak.
c.       Guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa dapat merangsang siswa.
Keunggulan metode ceramah adalah :
a.       Penggunaan waktu yang efesien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak- banyaknya.
b.      Pengorganisasian kelas lebih sederhana, dan tidak diperlukan pengelompokan siswa secara khusus.
c.       Dapat memberikan dorongan dan motivasi beljar kepada siswa.
d.      Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, kalau bahan banyak dapat dibicarakan yang pokok saja.
Kelemahan metode ceramah: guru sering kesulitan tentang penguasaan materi yang diserap siswa, siswa pasif dan sering keliru penyimpulan, membosankan karena adanya faktor pemaksaan.[2]
2.      Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Diharapkan siswa bisa berfikir kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara objektif dalam memecahkan suatu masalah.
Prinsip- prinsip yang harus dipegang dalam diskusi :
a.       Melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi yang diadakan.
b.      Diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakan pendapat yang didampingi oleh moderator.
c.       Masalah yang didiskusikan disesuaikan dengan perkembangan kemampuan anak.
d.      Guru mendorong siswanya supaya aktif mengeluarkan pendapat.
e.       Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui atau menentang nya.
Keunggulan metode diskusi adalah :
a.       Suasana kelas menjadi bergairah dan para siswa dapat mencurahkan perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang sedang dibahas.
b.      Dapat menjalin hubungan sosial antar individu dan menimbulkan rasa harga diri, toleransi, demokrasi, berfikir kritis dan sistematis.
c.       Hasil diskusi bisa difahami karena keikutsertaan semua siswa.
d.      Adanya kesadaran kedisiplinan mematuhi aturan sehingga timbul refleksi dan menghargai orang lain.
Kelemahan metode diskusi ini adalah:                  
a.       Adanya sebagian siswa yang kurang aktif dan timbulnya acuh tak acuh dan kurang tanggung jawab tentang hasil diskusi.
b.      Sulit meramalkan yang ingin dicapai karena waktu yang terlalau panjang.
c.       Para siswa mengalami kesulitan dalam mengeluarkan ide- ide yang ilmiah dan sistematis.[3]
3.      Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan siswa yang menjawabnya atau sebaliknya. Apabila metode ini dapat dilakukan secara tepat maka bisa meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Metode tanya jawab layak dilakukan apabila:
a.       Sebagai ulangan pelajaran yang telah lalu.
b.      Sebagai selingan dalam menjelaskan pelajaran.
c.       Untuk merangsang mereka supaya fokus pada masalah yang sedang dibahas.
d.      Untuk mengarahkan proses berfikir siswa.
e.       Metode ini membuat kelas menjadi hidup dan siswa dapat berfikir secara aktif, dan juga berani menjawab ataupun bertanya.
Kelemahan metode ini:
a.       Waktu banyak yang tersita dan sulitnya mengontrol kelas karena banyaknya pertanyaan.
b.      Terjadi penyimpangan bila jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan.
c.       Jalanya belajar kurang terkoordinir, karena jawaban yang kurang tepat baik oleh siswa maupun guru.[4]

4.      Metode demonstrasi dan eksprimen
       Demonstrasi adalah suatu teknik yang dilakukan oleh seorang guru dengan sengaja atau siswa diminta untuk melakukan cara suatu proses didepan kelas. Misalnya demonstrasi memandikan mayat.
Metode eksprimen cara pengajaran dimana guru dan murid bersama- sama melakukan suatu percobaan untuk mengetahui akibat dari pengaruh suatu aksi, contoh percobaan ternak ayam buras.
Metode diatas cocok igunakan bila mana:
a.       Perhatian siswa akan fokus pada anak yang didemonstrasikan atau yang dieksperimenkan.
b.      Membentuk pengalaman yang praktis dan membentuk ingatan yang kuat juga dalam berbuat.
c.       Hal- hal yang menjadi teka- teki siswa dapat terjawab melalui eksperimen.
d.      Menghindari kesalahfahaman siswa dalam memahami eksperimen dan demonstrasi yang diadakan.
Kelemahan kedua metode tersebut:
a.       Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama.
b.      Metode ini tidak akan eektif tanpa ditunjang alat- alat yang dibutuhkan.
c.       Sukar dilaksanakan bila siswa belum mampu untuk melaksanakannya.[5]
5.      Metode Resita
Metode resita biasanya juga disebut metode pekerjaan rumah, karena siswa diberi tugas- tugas kusus di luar jam sekolah. Tujuanya supaya siswa mempunyai pengetahuan yang mantap, dan mengaktifkan mereka untuk membaca dalam menyelesaikan suatu masalah.
Keunggulan metode ini:
a.       Siswa lebih banyak mengalami sesuatu yang dipelajarinya sehingga memperkuat daya retensi mereka.
b.      Untuk mengisi kekosongan waktu agar siswa lebih bersifat konstruktif.
c.       Siswa menjadi aktif dan memiliki tanggung jawab.

Kelemahan metode ini:
a.       Adanya keraguan tugas yang harus dikerjakan siswa justru dikerjakan orang lain.
b.      Guru sering kesulitan dalam memberikan tugas karena siswa berbeda- beda, intelegensinya, dan kematangan mental masing- masing individu.
c.       Apabila tugas terlalu dipaksakan akan mengganggu kestabilan mental dan pikiran individu.[6]
6.      Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar bahwa siswa bisa dikelompokan sesuai dengan kemampuan dan minat untuk mencapai tujuan dengan cara gotong royong.
Keunggulan metode ini :
a.       Dilihat dari paedagogisnya kegiatan kelompok akan meningkatkan kualitas keperibadian siswa seperti, adanya kerja sama, toleransi, kritis dan disiplin.
b.      Ditinjau dari segi psikologi; menimbulkan persaingan yang positif antar kelompok karena merek bekerja pada maisng- maisng kelompok.
c.       Dari segi sosial; anak yang pandai akan mengajari anak yang kurang pandai.
                   Kelemahan metode ini :
a.       Terlalu banyak persiapan dan pengaturan yang kompleks dibandingkan metode lainya.
b.      Bila guru kurang kontrol maka akan terjadi persaingan yang negatif antar kelompok.
c.       Tugas- tugas yang diberikan kebanyakan dikerjakan oleh segelintir siswa yang cakap sedangkan yang lainnya bermalas- malasan.[7]
7.      Metode sosio-drama dan bermain peranan
       Metode sosio-drama dan bermain merupakan teknik mengajar yang banyak kaitannya dengan pendemonstrasian kejadian- kejadian yang bersifat sosial. Menurut Engkoswara: metode sosio drama adalah suatu drama tanpa naskah yang akan dimainkan oleh sekelompok orang. Biasanya permasalahannya cukup diceritakan dengan singkat dalam tempo 4 atau 5 menit, kemudian anak menerangkannya. Persoalan yang akan didramatisasikan diambil dari kejadian- kejadian sosial, oleh karena itu dinamakan sosio drama. Suatu sosio drama dan bermain peranan kadang kala dilkukan dan dimulai dari cerita yang tidak ada selesainya, kemudian diselenggarakan oleh siswa- siswa itu sendiri dengan daya cipta mereka masing- masing.
                   Keunggulan metode diatas adalah:
a.       Siswa terlatih untuk mendramatisasikan sesuatu dan melatih keberanian mereka.
b.      Kelas akan menjadi hidup karena menarik perhatian para siswa.
c.       Siswa dapat menghayati sesuatu peristiwa sehingga mudah menganbil kesimpulan brdasarkan penghayatannya sendiri.
d.      Siswa dilatih untuk berfikir secara teratur.
Kelemahan metode diatas:
a.       Banyak menyita waktu dan jam pelajaran.
b.      Memerlukan persiapan yang teliti dan matang.
c.       Kadang- kadang siswa keberatan dengan peran yang diberikan karena, psikologis, rasa malu karena peran yang diberikan kurang cocok.
d.      Bila dramatisasi gagal maka siswa tidak dapat mengmbil kesimpulan.[8]
8.      Metode Karyawisata
       Metode karyawisata adalah metode yang mengajak siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan.
Keunggulan metode ini:
a.       Dapat memberikan kepuasan pada anak terhadap keinginan menyaksikan keindahan alam dan sebagainya.
b.      Dapat menambah pengalaman pada anak dan guru bisa menerangkan suatu obyek dengan jelas.
c.       Melatih siswa bersikap lebih terbuka, objektif, dan luas pandangan terhadap dunia luar.
Kelemahan metode ini:
a.       Metode bisa gagal bila bertemu dengan objek yang tidak ditteapkan.
b.      Waktu tersita dan dan tidak tercukupinya waktu pelajaran.
c.       Metode ini membutuhkan transportasi dan akomodasi yang membebani bagi siswa.[9]


9.      Metode Drill.
       Metode drill juga disebut latihan maksudnya untuk memperoleh ketrampilan, ketangkasan, terhadap apa yang telah dipelajari karena dengan praktek dapat menyempurnakan pengetahuan dan mensiapsiagakan.
Keunggulan metode ini:
a.       Siswa akan memperoleh kemahiran dan ketangkasan dalam melakukan sesuatu seperti yang dipelajarinya.
b.      Dapat menimbulkan bahwa siswa mempunyai suatu ketrampilan kusus yang bermanfaat.
c.       Guru dapat mengontrol mana siswa yang belajarnya disiplin dan yang belum disiplin.
Kelemahan metode ini:
a.       Dapat menghambat inisiatif siswa, karena inisiatif dan minat siswa dianggap sebagai pnghambat dan pengajaran yang diberikan.
b.      Menimbulkan penyesuaian yang statis kepada lingkungan, dalam masalah ini disoroti dan tidak diberi keleluasaan.
c.       Membentuk siswa kaku melakukan sesuatu secara mekanis, dan dalam memberikan stimulasi siswa bertindak secara otomatis.[10]
10.  Metode sistem beregu
       Sistem beregu ini merupakan gagasan baru yang berkembang sebagai salah satu minofasi metode mengajar dan juga dikenal dengan team teaching. Engkoswara ( 1984) mengemukakan ; team teaching merupakan pengajaran yang dilakukan oleh dua guru atau lebih yang mengajar siswa yang mempunyai perbedaan minat, kemampuan dan tingkat kelas.
Keunggulan metode ini:
a.       Setiap anggota regu memiliki pandangan yang sama dan searah.
b.      Anggota regu mndapatkan tugas sesuai dengan kemampuan mereka.
c.       Pembagian tugas membuat siswa lebih giat mencari dan belajar.
d.      Sistem pengajaran bisa berdiskusi dan bertukar pendapat.
                   Kelemahan metode ini:
a.       Sukar membentuk tim yang kompak.
b.      Sangat sukar mengatur organisasi kelas yang lebih fleksibel.
c.       Tim dapat merugikan siswa apabila didasarkan pada pertimbangan ekonomi, contoh : menggabungkan kelas satu dengan yang lainnya supaya agar menghemat waktu.[11]
11.  Metode keteladanan
       Metode keteladanan yaitu: perbuatan yang patut di tiru dan di contoh.
    Kelebihan metode ini:
a.       Memudahkan anak didik mengamalkan ilmu yang di pelajarinya, agar tujuan pendidikan dapat tercapai dan terarah. Terciptanya hubungan harmonis antar guru dan siswa.
b.      Mendorong guru agar selalu berbuat baik dan menjadi panutan.
Kekurangan metode ini:
a.       Jika figur yang mereka contoh tidak baik, maka siswa akan mengikutinya juga.
b.      Jika teori tanpa praktek akan menimbulkan verbalisme.[12]
12.  Metode sorogan
       Metode sorogan belajar secara individu dimana seorang santri berhadapan dengan seorang guru, terjadi interaksi saling mengenal di antara keduanya.
       Kelebihan  metode ini:
a.       Terjadinya hubungan erat antara guru dan murid dan meungkinkan guru untuk membimbing secara maksimal kemampuan murid.
b.      Murid mendapatkan penjelasan secara langsung yang memungkunkan terjadinya tanya jawab.
c.       Guru bisa mengetahui santri yang IQ-nya tinggi akan cepat menyelesaikan pelajarannya, sedangkan murid yang mempunyai IQ rendah membutuhkan waktu yang lama untuk menguasainya.
Kekurangan metode ini:
a.       Tidak efisien, karena jumlah audiennya sangat terbatas dan tidak akan berhasil apabila jumlah audiennya terlalu banyak.
b.      Murid cepat bosan, karena metode ini menuntut kesabaran, ketrampilan, kerajinan, ketaataan, dan disiplin pribadi.
c.       Kebanyakan murid Cuma menangkap pesan verbalisme saja.[13]
13.  Metode kisah
       Metode kisah merupakan suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaiman terjadinya suatu hal, baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja.
       Kelebihan metode ini:
a.       Kisah dapat mengaktifkan dan menbangkitkan semangat siswa.
b.      Mengarahkan semua emosi menjadi satu sebagai akhir cerita.
c.       Kisah selalu memikat, karena mengundang pendengaran untuk mengikuti peristiwanya dan merenungkan maknanya.
                   Kelemahan metode ini:
a.       Pemahaman siswa menjadi sulit ketika kisah itu telah terakumulasi oleh masalah lain.
b.      Bersifat menolong dan dapat menjenuhkan.
c.       Sering terjadi ketidak selarasan isi cerita dengan konteks yang di maksud sehingga pencapaian tujuan sulit untuk diwujudkan.[14]
14.  Metode simulasi
       Simulasi berasal dari kata simulate artinya pura-pure atau berbuat seolah-olah dan juga simulation  artinya tiruan atau perbuatan yang hanya berpura-pura saja. Penekanan dalam metode ini pada kemampuan siswa untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan dan harus bersifat moral yang sesuai dengan tingkatan car berfikir siswa.
   Kelebihan metode ini:
a.       Aktifitas simulasi menyenangkan siswa sehingga siswa terdorong berpartisipasi.
b.      Mengurangi hal-hal yang abstrak, sebab dikerjakan dalam bentuk aktifitas.
c.       Simulasi melatih siswa agar berfikir secara kritis.
Kekurangan metode ini:
a.       Simulasi menghendaki hubungan yang inovatif antar guru dan murid.
b.      Sering mendapatkan kritik dari orang tua karena aktifitas ini melibatkan permainan.
c.       Simulasi menghendaki pengelompokan siswa yang fleksibel .[15]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Metode pengajaran Agama Islam berarti suatu cara penyampaian bahan pelajaran dari pendidik kepada anak didik dalam pengajaran Agama Islam.
Faktor-faktor Penggunaan Metode Pengajaran yaitu: Tujuan, Karakteristik siswa, Situasi dan kondisi (setting), Perbedaan pribadi dan kemampuan guru.
Macam-macam Metode Pembelajaran PAI:
a.       Metode ceramah.
b.      Metode Diskusi.
c.       Metode Tanya jawab.
d.      Metode Demonstrasi dan Eksperimen.
e.       Metode Resita.
f.       Metode Kerja Kelompok
g.      Dll.



[1] M. Basyirudin Usman. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 34.
[2] Ibid., 34.
[3] Ibid., 36.
[4] Ibid., 43.
[5] Ibid., 45.
[6] Ibid., 47.
[7] Ibid., 49.
[8] Ibid., 51.
[9] Ibid., 53.
[10] Ibid., 55.
[11] Ibid., 59.
[12] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 123.
[13] Ibid., 152.
[14] Ibid.,162.
[15] Ibid.,183.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar