Minggu, 12 Juni 2016

met pen tugas kelompok kajian pustaka

METODOLOGI PENELITIAN
KELOMPOK 7
TB.E
         
1.     Qurriyatul Munawwaroh     (210311149)
2.     Nikmatul Laily                         (210311151)
3.     ZM Abid Mohammady           (210311156)
4.     Arif Luthfianto A                     (210311180)
5.     Kartono












KONSEP LOW COST DALAM PENDIDIKAN
1.      Data Empiris:
A.    Agus Ahmad Syafi’I, Judul: IAIN dalam perspektif bisnis.[1]
B.     Muktihadid, Sekolah Murah Berkualitas Tak Mustahil.
Dari artikel tersebut dapat disimpulkan lembaga pendidikan yang murah namun kualitasnya bisa dipertanggungjawabkan bukan sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan. Kuncinya, pengelolaan sekolah yang baik dan melibatkan peran serta masyarakat sehingga sekolah tidak dibiarkan jalan sendiri.[2]
                                                                                         
2.      Data Teorititis:
A.    Pengertian Low Cost
   Low Cost adalah bisnis yang memilih strategi memangkas beberapa atribut produk agar dapat meminimalisir biaya kemudian dapat menawarkan produk dengan harga lebih murah. Tidak ada embel-embel (no frills) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan setiap layanan atau produk dimana fitur non-esensialnya telah dihapus untuk menjaga harga rendah. Penggunaan istilah tiada embel-embel atau no frills mengacu pada gaya dekorasi kain. Sesuatu yang ditawarkan kepada pelanggan tanpa biaya tambahan dapat ditunjuk sebagai ‘embel-embel’-misalnya, bebas minuman di perjalanan penerbangan, atau radio dipasang di mobil sewaan. Tidak ada embel-embel bisnis beroperasi pada prinsip bahwa dengan menghapus atribut mewah pelanggan dapat ditawarkan harga yang lebih rendah. Produk dan jasa tanpa embel-embel antara lain maskapai penerbangan, supermarket, liburan dan vehicles.[3]







B.     Strategi low cost dalam pendidikan
1.      Subsidi Pendidikan lebih besar
2.      Tumbuh suburkan beasiswa
3.      Sekolah Alternatif lebih didorong dan dihargai
4.      Kurikulum yang ringkas dan tepat sasaran
5.      Sistematika bebas tes dan bebas biaya masuk sekolah
6.      Promosikan profesi sebagai guru
7.      Minimalisir ketimpangan mutu dan sarana pendidikan
8.      Sosialisasi sector pendidikan sebagai tanggungjawab bersama.[4]



[1] Dr. Riza Sihbudi. PERTA Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi Islam. Islam dan Terorisme.(Kerjasama Ditperta Depag RI dan LP2AF, Jakarta. Vol. V/No. 2/2002), 3.
[4] Ilma Pratidina, Strategi Mewujudkan Sekolah Murah di Indonesia, http://netsains.net/2008/10/strategi-mewujudkan-sekolah-murah-di-indonesia/. 28 mei 2013.


No.
Source of Problem
Data/Teori
Masalah
1
Experience
(Sekolah tanpa sekolah)
1.      Bahruddin inisiator sekaligus penggerak model pendidikan alternatif di Salatiga mengajukan ide untuk membangun Learning Based Community (Pendidikan Berbasis Komunitas) di desa Kalibening, Kecamatan Tingkir, Salatiga. Sekolah tersebut diberi nama “Qaryah Thayibah (QT) yang berarti Desa Milik Allah.
2.      Pendidikan alternatif yang digagas oleh Bahruddin merupakan konsep yang dia kembangkan berdasar pengalaman dan buku-buku yang dibacanya. Prinsip dasar dalam sekolah QT adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk belajar apapun yang mereka sukai.
1.      Apakah prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh fasilitas?
2.      Apakah dengan tidak adanya kurikulum bisa lebih baik dibanding dengan adanya kurikulum?
2
Deductive Theory
(Guru kencing berdiri murid kencing berlari)
1.      Ada satu buku yang berjudul Idealitas Pendidikan Nasional yang menggunakan pepatah “guru kencing berdiri murid kencing berlari” sebagai temanya.
2.      Sesuatu hal yang buruk itu sangat mudah mempengaruhi dari pada hal yang baik.
3.      Figur guru merupakan cerminan bagi peserta didik..
4.      Siswa akan mencontoh perilaku guru.
5.      Membiasakan peserta didik untuk melakukan hal-hal positif.
1.      Apakah perilaku seorang pendidik itu selalu ditiru oleh peserta didik?
2.      Apakah ada korelasi antara perilaku guru dan perilaku siswa?
3
Review Literature
(Kooperatif Learning)
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah 5 unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggungjawab individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama, dan proses kelompok.
1.      Bagaimana prosedur Kooperatif learning?
a.       Apa saja syarat-syarat kooperatif learning?
b.      Apa saja langkah-langkah kooperatif learning?
2.      Apakah terjadi peningkatan pemahaman siswa dengan metode ini?
4
Non Educative Literature
(Low Cost Hospital)
Founder Air Asia, Tonny Fernandez: “Low cost hospital, Rumah sakit berkualitas Internasional berbasiskan biaya yang rendah”.
Logika para penganut low cost tidak masuk karena dua hal:
a.       Low cost berarti budaya kerjaan perilaku sehari-hari juga harus berubah dan tentu saja menghapus banyak kenikmatan.
b.      Sedikit sekali yang percaya bahwa hasil riset yang mereka pegang banyak mengandung kesalahan. Konsumen bukan menghendaki tarif  yang murah, melainkan tarif yang “super murah”, atau bila perlu gratis, ditanggung pihak ketiga.
1.      Apakah mungkin konsep low cost diterapkan dalam pendidikan?
2.      Bagaimana konsep low cost diterapkan di pendidikan?
a.       Apa saja tantangan dalam menerapkan low cost education?
b.      Bagaimana merubah struktur low cost hospital menjadi low cost education?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar