Minggu, 12 Juni 2016

semester 4 psikologi belajar

KEGIATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM
DI TPQ SUNAN DERAJAT
KEDUNGBANTENG SUKOREJO PONOROGO

Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir
pada mata kuliah “Psikologi Belajar”







Disusun oleh:
Qurriyatul Munawwaroh                 210311149


Dosen pengampu:
Dra. Hj. Futiati Romlah, MSI

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO

JUNI 2013

PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI TPQ SUNAN DERAJAT
A.    Sejarah TPQ Sunan Derajat
TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) adalah salah satu organisasi yang banyak menjamur di masyarakat sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan agama pada anak-anak.
Sejarah TPQ Sunan Derajat ini dimulai dari inisiatif dari salah seorang warga yang bernama Tentrem kemudian dimusyawarahkan dengan warga dusun. Sehingga pada tahun 2001 tepatnya pada bulan April mulai diselenggarkan.
TPQ ini dinamai Sunan Derajat karena diambil dari nama salah satu Pondok Pesantren di Kediri, yang merupakan tempat bapak Tentrem belajar. Tujuannya supaya mendapatkan barokahnya Kyai di Pondok Pesantren di Kediri tersebut. Dan juga supaya santri-santriwati yang belajar disini mendapat derajat dari Allah SWT.
B.     Letak Geografis
TPQ Sunan Derajat ini terletak di Desa Ndinan, Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo. Kegiatan pembelajaran di TPQ ini berlangsung di Masjid Al-Hidayah.
C.     Perkembangan TPQ Sunan Derajat
v  Tahun 2001
Diawal berdirinya ini santri berjumlah 35 orang dengan pelajaran Iqra’ dan berjalan cukup lancar, santri sangat semangat dalam belajar.
v  Tahun 2002
Jumlah santri menurun dikarenakan pengaruh dari teman-temannya yang lebih suka bermain daripada mengaji. Pada tahun ini mata pelajaran sudah bertambah seperti tauhid, akhlaq, bahasa Arab, Syi’ir Ngidi Susilo dan sebagainya.
v  Tahun 2003
Jumlah santri meningkat kembali karena dari Guru Agama di SD yang sangat menganjurkan muridnya untuk belajar Agama Islam terutama baca tulis Arab di lingkungannya. Mata pelajaran seperti pada tahun sebelumnya, kecuali Iqra’ karena dirasakan sulit mempelajarinya, sehingga dengan metode baru yaitu An-Nahdliyah.
v  Tahun 2004-2013
Jumlah santri pasang surut disebabkan banyak hal.
D.    Struktur Keorganisasian di TPQ Sunan Derajat
Penanggungjawab                         : Sahuri
Kepala TPQ                                  : Sihabudin
Sekretaris                                      : Ulfa Mariyana
Bendahara                                     : Liana Maesaroh
Koordinator bidang-bidang          : 1. Bidang Kurikulum  : Tentrem Nur Ichsan
  2. Bidang Pendidikan : Qurriyatul Munawwaroh
      Ustadz/Ustadzah                          : 1. Tentrem Nur Ichsan
`                                                            2. Sihabudin
                                                              3. Ulfa Mariyana
                                                              4. Liana Maesaroh
                                                              5. Qurriyatul Munawwaroh
                                                              6. Sri Intan Nurfaidah
                                                              7. Sa’adah Astiana
                                                              8. Rini Ardianasari
                                                              9. Eka Sriwahyuni
                                                            10. Ira Agustin              
C.  Pendidik dan Anak didik
Di TPQ Sunan Derajat ini terdapat banyak pendidik, namun masih belum berkompeten dalam mengajar atau belum bisa mengelola kelas atau anak didik. Terbukti dengan anak didik yang masih selalu ramai ketika diajar. Dan terkadang tidak menghormati gurunya.
Disini juga masih ada pendidik yang agak keras terhadap santrinya sehingga para santri ini merasa tertekan dan tidak suka. Mungkin inilah yang perlu diperbaiki, karena bagaimanapun anak kecil itu tidak suka disikapi dengan keras, mereka butuh kasih sayang. Karena sebenarnya mereka belum mengerti dan dunia mereka berbeda dengan dunia orang dewasa. Dan hukuman itu sebaiknya tidak usah dipakai, karena itu tidak akan membuat mereka jera. Kalaupun mereka sudah tidak melakukan kesalahannya, sebenarnya hati mereka tidak benar-benar sadar, tetapi mereka takut akan hukuman. Masih ada cara yang lebih baik untuk menyadarkan mereka akan kesalahannya.
Dari segi anak didik, santri di TPQ Sunan Derajat ini berjumlah kurang lebih 20 orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Mulai dari anak Taman Kanak-kanak (TK) sampai SD kelas 5.
D.    Faktor Pendukung
Ø  Semangat dari orangtua santri / harapan yang besar dari mereka terhadap TPQ Sunan Derajat sehingga memacu semangat dari semua yang terlibat dalam TPQ Sunan Derajat ini.
Ø  Semangat dari para ustadz/ustdzah.
Ø  Semangat dari para santriwan-santriwati.
Ø  Guru Agama Islam SD .
E.     Faktor Penghambat
Adapun faktor yang dapat menghambat kegiatan di TPQ Sunan Derajat ini diantaranya:
Ø  Kurangnya buku-buku pelajaran.
Ø  Bercampurnya murid yang besar dengan yang kecil dalam 1 kelas sehingga sulit dalam pengelolaanya.
Ø  Kurangnya sarana prasarana.
F.      Kurikulum
Materi I                 : 1. Al-Qur’an
                                2. An-Nahdliyah
Materi II                : 1. Fiqih
                                2. Akhlaq
                                3. Tauhid
                                4. Hafalan do’a-do’a dan surat pendek
                                5. Ngidi Susilo
                                6. Bahasa Arab
Ekstrakurikuler      : 1. Hadroh
                                2. Lukis
G.    Kegiatan pembelajaran perhari
Pembelajaran di TPQ ini berjalan mulai dari hari Senin-Kamis pukul 14.45-16.45.
ü  Pukul 14.45-15.30 Pembelajaran dengan Materi I
ü  Pukul 15.30-16.15 Pembelajaran dengan Materi II
ü  Pukul 16.15-16.25 Istirahat
ü  Pukul 16.25-16.45 Sholat Asyar Berjamaah
ü  Pukul 16.45 Pulang.
Untuk hari Ahad kegiatannya yaitu Hadroh.
H.    Sarana Prasarana
Penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di TPQ Sunan Derajat diadakan di teras Masjid, dengan sarana prasarana bangku atau meja dan papan tulis dan buku An-Nahdliyah dan juga Al-Qur’an.
I.       Saran
Supaya kegiatan pembelajaran bisa berlangsung dengan efektif, sebaiknya dijadikan beberapa kelas, sehingga memudahkan dalam memberikan pengajaran. Dan juga santri perlu di motivasi dan apa saja yang membuat mereka bahagia atau merasa senang walaupun sebenarnya mereka sedang belajar.
Sebaiknya santrinya ditarik biaya sehingga bisa membeli buku-buku dan berbagai media yang bisa memudahkan dalam pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar