Senin, 04 Februari 2013

makalah psikologi perkembangn pasca refisi


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Terdapat banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada masa tua yang menyangkut perubahan fisik dan mental. Dan pada masa ini seseorang mempersiapkan untuk menghadapi kematiannya. Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang masa tua (Dewasa akhir).
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Masa Tua?
2.      Apa Saja Ciri-ciri Masa Tua?
3.      Bagaimana Perubahan Fisik pada Masa Tua?
4.      Bagaimana Kesehatan Mental pada Orang Dewasa Lanjut (Tua)?
5.      Bagaimana Orang Tua Menghadapi Kematian Sendiri?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Masa Tua
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua :
§  Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
§  Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
§  Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, lanjut usia merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal.
B.     Ciri-ciri masa tua
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu:
ü  Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
ü  Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
ü  Menua membutuhkan perubahan peran.
ü  Penyesuaian yang buruk pada lansia[1]

C.     Perubahan Fisik Pada Masa Tua
1.      Otak dan system syaraf
Walaupun kita kehilangan sebagian neuron saat kita tua, besarnya neuron masih diperdebatkan. Otak memiliki kapasitas memperbaiki yang luar biasa. Pertumbuhan dendrite dapat terjadi hingga orang dewasa berusia sangat tua. Mitos kuno yang negatif tentang penuaan otak digantikan dengan gambaran yang lebih optimis.
2.      Perkembangan sensori
Sistem visual mengalami penurunan pada masa dewasa lanjut, tetapi mayoritas dari orang dewasa lanjut  memiliki penglihatan yang baik sehingga mereka dapat melanjutkan kerja dan berfungsi dalam lingkungan mereka. Penurunan pendengaran sering kali dimulai pada masa dewasa tengah, tetapi biasanya hal ini tidak banyak menjadi penghalang hingga masa dewasa lanjut. Alat bantu pendengaran dapat mengurangi masalah-masalah pendengaran untuk sebgaian orang dewasa lanjut. Penurunan dalam pengecapan dan pembauan mungkin terjadi, walaupun penurunan tersebut mudah diketahui pada orang dewasa lanjut yang sehat. Sensifitas pada rasa sakit menurun pada masa dewasa lanjut.
3.      Sistem peredaran darah
Ketika penyakit jantung tidak hadir, jumlah darah yang dipompa sama tanpa memperhatikan usia orang dewasa. Tekanan darah yang tinggi tidak hanya diterima begitu saja oleh orang-orang dewasa lanjut tetapi dirawat dengan pengobatan. Tekanan darah dapat meningkat pada orang dewasa karena sejumlah faktor, sebagian dapat dimodifikasi.
4.      Sistem pernafasan
Kapasitas paru-paru mengalami penurunan, tetapi orang dewasa lanjut dapat memperbaiki sistem paru-paru dengan latihan penguatan diafragma.
5.      Seksualitas
Penuaan pada masa dewasa termasuk juga beberapa perubahandalam kemampuan seksual, seksual lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita. Meskipun demikian, tidak diketahui batasan usia untuk aktifitas seksual.[2]


D.    Kesehatan Mental pada Orang Dewasa lanjut (Tua)
1.      Mereka yang memiliki penyesuaian diri paling baik terhadap pension
Orang-orang yang sehat memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas dengan teman-teman dan keluarga, dan biasanya merasa puas dengan kehidupan sebelum pensiun, memiliki penyesuaian diri terbaik terhadap fase pensiun.
2.      Hakikatnya
Sekitar 10% dari orang-orang dewasa lanjut memiliki persoalan-persoalan pemenuhan kesehatan mental yang mebutuhkan bantuan profesinal.
3.      Depresi
Depresi mayor adalah suatu gangguan suasana hati dimana individu merasa sangat tidak bahagia, kehilangan semangat, merasa terhina dan bosan. Individu dengan depresi mayor tidak merasa sehat, mudah kehilangan stamina, memiliki nafsu makan yang kurang, dan lesu serta kurang gairah.
4.      Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang dicirikan dengan ketegangan motorik (gelisah, gemetar, dan ketidakmampuan untuk rileks) hiperaktivitas (pusing, jantung berdebar-debar atau berkeringat) dan pikiran serta harapan yang mencemaskan. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa orang usia lanjut sebenarnya memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk memiliki gangguan-gangguan kecemasan daripada depresi.
5.      Penyakit alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah suatu gangguan otak yang progresif dan tidak dapat balik, yang dicirikan dengan kemerosotan secara perlahan dari ingatan, penalaran, bahasa dan tentunya fungsi fisik.
6.      Ketakutan menjadi korban dan kejahatan
Beberapa penurunan dari keterbatasan fisik yang mencirikan perkembangan pada masa dewasa akhir berkontribusi terhadap suatu perasaan rentan dan ketakutan diantara orang-orang dewasa lanjut. Kebanyakan orang-orang dewasa lanjut mengatakan bahwa mereka memiliki suatu kecemasan menjadi korban kejahatan.[3]


E.     Tugas-tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan usia lanjut adalah sebagai berikut:
a. Menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan semakin menurun.
b. Menyesuaikan diri dengan situasi dan penghasilan yang semakin berkurang.
c. Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup.
d. Membina hubungan dengan sesama  usia lanjut.
e. Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial dan kengraan secara luwes.
f. Kesiapan menghadapi kematian.[4]

F.      Masalah yang dihadapi
Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu:
1.      Masalah fisik
Masalah yang dihadapi lansia dengan masalah perkembangan fisik yang mulai melemah, diantaranya seringnya terjadi radang persendian ketika melakukan aktifitas yang cukup berat, indra penglihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang berfungsi dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga sering mengalami sakit (masuk angin, flu).
2.      Masalah kognitif (intelektual)
Permasalahan yang dihadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah perkembangan kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal (pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat disekitar.
3.      Masalah emosional
Permasalahan yang dihadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah perkembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan pekerjaannya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi
4.      Perkembangan spiritual
Permasalahan yang dihadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah perkembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius.
G.    Upaya Stimulasi
a.       Berhubungan dengan kesehatan lansia (fisik):
·         Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita.
·         Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia, misalnya pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap.
·         Minum air putih 1.5 - 2 liter, secara teratur.
·         Olahraga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuannya.
·         Istirahat, tidur yang cukup.
·         Minum suplemen gizi yang diperlukan.
·         Memeriksa kesehatan secara teratur
b.      Berhubungan dengan masalah intelektual
Sulit mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda dengan hidup sehat, yaitu dengan cara:
·         Jadikan olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian anda.
·         Hendaknya anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup.
·         Berhati-hatilah dengan suplemen penambah daya ingat.
·         Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran anda.
·         Segera obati depresi anda.
·         Hendaknya anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi.
·         Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat.
·         Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak.
·         Hendaknya anda berusaha meningkatkan kosentrasi dan memfokuskan pikiran.
·         Tumbuhkan rasa optimis dalam diri anda.
c.       Berhubungan dengan emosi:
·         Lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
·         Hindari stress, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi Nampak semakin tu. Stress juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
·         Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena kan memperbaiki mental dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan.
·         Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktifitas selama seminggu maka dilakukan rekreasi.
·         Hubungan antar sesama yang sehat.
d.      Berhubungan dengan spiritual
·         Lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
·         Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah.
·         Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.[5]

H.    Menghadapi Kematian Sendiri
Elizabeth Kubler-Ross (1969) membagi perilaku dan proses berpikir seseorang yang sekarat menjadi 5 fase: penolakan dan isolasi, kemarahan, tawar menawar, depresi, dan penerimaan. Tidak semua individu melewati urutan yang sama. Beberapa individu berjuang hingga akhir.
ü  Penolakan dan isolasi, merupakan fase pertama yang di usulkan Kubler-Ross dimana orang menolak kematian benar-benar ada.
ü  Kemarahan, merupakan fase kedua dimana orang yang menjelang kematian menyadari bahwa penolakan tidak dapat lagi dipertahankan.
ü  Tawar menawar merupakan, merupakan fase ketiga menjelang kematian dimana seseorang mengembangkan harapan bahwa kematian sewaktu-waktu dapat ditunda atau diundur.
ü  Depresi, merupakan fase keempat menjelang kematian dimana orang yang sekarat akhirnya menerima kematian. Pada titik ini, suatu periode depresi atau persiapan berduka mungkin muncul.
ü  Penerimaan, merupakan fase kelima menjelang kematian, dimana seorang mengembangkan rasa damai; menerima takdir; dan dalam beberapa hal, ingin ditinggal sendiri. Pada fase ini perasaan dan rasa sakit pada fisik mungkin hilang. Kubler-Ross menggambarkan fase kelima ini sebagai akhir perjuangan menjelang kematian.[6]


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ø  Masa tua merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal.
Ø  Ciri-ciri masa tua
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu: Usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran.
Ø  Perubahan Fisik pada Masa Tua: Otak dan system syaraf, perkembangan sensori, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, seksualitas.
Ø  Menghadapi Kematian Sendiri
Elizabeth Kubler-Ross (1969) membagi perilaku dan proses berpikir seseorang yang sekarat menjadi 5 fase: penolakan dan isolasi, kemarahan, tawar menawar, depresi, dan penerimaan. Tidak semua individu melewati urutan yang sama. Beberapa individu berjuang hingga akhir.



[2] John W. Santrock. Life-span Development Perkembangan Masa Hidup. Terj. Achmad Chusairy. (Jakarta: Erlangga, 2002), 202.
[3] Ibid., 234
[4] Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005), 84.
[5] Yuliakusumadewi.wordpress.com. 25 Desember 2012.
[6] Ibid., 268-270.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar