ketentuan islam tentang aqad
makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
“STUDY FIQIH”
Disusun oleh:
Qurriyatul
Munawwaroh 210311149
Dosen pengampu:
Erwin Yudhi Prahara
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
OKTOBER 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : FIQIH
Kelas/Semester : X/I
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar
Kompetensi : 6. Memahami hokum Islam tentang
kepemilikan
Kompetensi Dasar : 6.2 Memahami hukum Islam
tentang kepemilikan
6.3
Memperagakan
aturan Islam tentang kepemilikan dan aqad.
Indikator : 6.2.1 Menjelaskan pengertian aqad dan dasar hukum aqad.
6.2.2 Menjelaskan syarat dan hukum aqad.
6.2.3
Menjelaskan macam-macam sighat dalam aqad.
6.2.4
Menunjukkan macam-macam aqad.
6.2.5 Menjelaskan hikmah aqad.
6.3.1
Mempraktekkan aturan kepemilikan dan aqad yang sesuai dengan syarat Islam.
6.3.2 Menganalisis praktek kepemilikan dan aqad yang tidak sesuai dengan
syariat.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelajaran siswa/siswi mampu:
a.
Menjelaskan
pengertian aqad dan dasar hukum aqad.
b.
Menjelaskan
syarat dan hukum aqad.
c.
Menjelaskan
macam-macam sighat dalam aqad.
d.
Menunjukkan
macam-macam aqad.
e.
Menjelaskan
hikmah aqad.
f.
Mempraktekkan
aturan kepemilikan dan aqad yang sesuai dengan syarat Islam.
g.
Menganalisis
praktek kepemilikan dan aqad yang tidak sesuai dengan syariat.
II. Materi
a.
Pengertian
aqad dan dasar hukum aqad.
b.
Syarat dan
hukum aqad.
c.
Macam-macam
sighat dalam aqad.
d.
Macam-macam
aqad.
e.
Hikmah aqad.
III. Metode / Strategi Pembelajaran
a.
Ceramah
b.
Tanya jawab
c.
Peer Lesson
d.
Diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1.
Kegiatan Awal (10 Menit)
Waktu
|
Kegiatan
|
Strategi/metode
|
Bahan/alat
|
5 Menit
|
Memberikan salam dan memulai pelajaran dengan basmalah serta mengecek siswa yang tidak
masuk.
|
Tanya jawab
|
1.
Absensi
2.
alat tulis
|
2 Menit
|
Memberikan
apersepsi kepada peserta didik.
|
Tanya
jawab
|
|
3 Menit
|
Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari materi yang akan
disampaikan.
|
Ceramah
|
2.
Kegiatan Inti (65 Menit)
Waktu
|
Kegiatan
|
Metode
|
Bahan /
alat
|
5 menit
40 menit
20 menit
|
1.Guru membagi
kelompok sesuai materi.
2.Guru membagikan
hand out materi kepada masing-masing kelompok.
3.Siswa melakukan
diskusi kelompok sesuai dengan materi yang telah ditentukan.
4.setiap kelompok
menunjuk salah satu dari mereka untuk persentasi atau mengajarkan topiknya
didepan kelas.
5.Setelah selesai
persentasi guru memberikan klarifikasi atau kesimpulan disertai dengan
menjelaskan tentang kepemilikan dalam hukum Islam.
|
Peer Lesson
Ceramah,
Tanya jawab
|
1.Hand out materi
2.Tim Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah.
Modul Fiqih Fiqih kelas X semester genap. Sragen: CV Akik Pusaka, 2009.
|
3. Penutup (15 menit)
waktu
|
Kegiatan
|
Metode
|
Bahan/alat
|
10 menit
|
Tanya
jawab materi yang telah disampaikan
|
Tanya
jawab
|
|
5
menit
|
Memberikan.
kesimpulan materi yang disampaikan dan guru mengakhiri pelajaran dengan
salam.
|
Ceramah
|
V.
Sumber Belajar
a. Absensi
b. Alat
tulis
c. Hand out
materi
d. Tim
Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah. Modul Fiqih Fiqih kelas X semester
genap. Sragen: CV Akik Pusaka, 2009.
VI.
Penilaian
a.
Jenis tagihan:
1.
Tes tulis (soal tes)
b.
Bentuk instrument
1.
Jawaban singkat
c.
Pedoman Penskoran
-
Setiap nomor terdiri
dari 5 poin (1 nomor nilai 5)
-
Jumlah nilai
seluruhnya: 5 x 20 = 100
A = 91-100 (Sangat
baik)
B = 81-90 (Baik)
C = 71-80 (Cukup)
D = 61-70 (Kurang)
Kepala
Sekolah Ponorogo,
10 Oktober 2013
Guru
Mata Pelajaran,
Erwin Yudhi Prahara Qurriyatul
Munawwaroh
KETENTUAN
ISLAM TENTANG AQAD
A.
Pengertian
Aqad dan Dasar Hukum Aqad
Aqad menurut bahasa
mempunyai arti ikatan atau persetujuan, sedangkan menurut istilah aqad adalah
cara tertentu yang dilakukan untuh sahnya sebuah perbuatan. Menurut arti
istilah para fuqaha’, aqad adalah: “Perikatan antara ijab dan qabul yang
dibenarkan hukum syara’ yang menetapkan persetujuan kedua belah pihak”.
Ijab adalah ucapan
seseorang untuk menyatakan kehendaknya dalam mengadakan aqad, sedang qabul adalah
jawaban dari pihak kedua untuk menyatakan persetujuannya.
Dasar hukum dilakukannya
aqad adalah firman Allah SWT yang Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
penuhilah aqad-aqad itu”. (QS. Al-Maidah: 1)
Dari ayat tersebut
diatas dapat dipahami bahwa melakukan aqad itu hukumnya wajib.
B.
Syarat dan
Rukun Aqad
1.
Aqid ialah
orang yang melakukan aqad, syaratnya:
a.
Baligh
b.
Berakal
c.
Mumayiz
(mengerti terhadap sesuatu yang dilakukan)
d.
Orang yang
dibenarkan secara hukum untuk melakukan aqad
2.
Ma’qud ‘alaih
(barang yang menjadi obyek aqad/sesuatu yang diaqadkan), syaratnya:
a.
Barang itu
nyata adanya
b.
Barang yang
tidak dilarang oleh hukum syara’
c.
Bukan milik
pihak lain
3.
Shighot (Ijab
dan Qabul), syaratnya:
a.
Harus jelas
pengertiannya menurut kebiasaan
b.
Menunjukkan
kesungguhan dalam pembicaraannya
c.
Harus
merupakan pemindahan hak dan tanggungjawab.
C.
Macam-macam
Sighot dalam dalam aqad
1.
Aqad lisan
Yaitu
akad yang dilakukan dengan cara pengucapan lisan.
2.
Aqad dengan
Tulisan
Sebagaimana
aqad jual beli dinyatakan sah dengan ijab qabul lisan, dapat juga dinyatakan
dengan tulisan, dengan syarat: Bahwa kedua belah pihak berjauhan tempat atau orang
yang melakukan aqad itu bisu, tidak dapat berbicara. Jika mereka berdua berada
dalam satu majelis dan tidak ada halangan berbicara, aqad tidak dapat dilakukan
dengan tulisan, karena tidak ada penghalang berbicara yang merupakn ungkapan
saling jelas. Kecuali jika terdapat sebab yang hakiki yang menunutut tidak
dilangsungkannya aqad dengan ucapan.untuk kesempatan aqad, disyaratkan
hendaknya orang dituju oleh tulisan itu mampu dan mau membaca tulisan itu.
3.
Aqad dengan
perantaraan utusan
Selain
dapat dengan lisan dan tulisan aqad juga dapat dilakukan dengan perantaraan
utusan kedua belah pihak yang beraqad, dengan syarat: si utusan dari satu pihak
menghadap kepada pihak lainnya. Jika tercapai kesepakatan antara kedua belah
pihak, aqad sudah menjadi sah.
4.
Aqad orang
bisu
Aqad
juga sah dengan bahasa isyarat yang dipahami dari orang bisu. Karena isyarat
bagi orang bisu merupakan ungkapan dari apa yang ada didalam jiwanya tak
ubahnya ucapan bagi orang yang dapat berbiacara. Bagi orang bisu boleh beraqad
dengan tulisan sebagai ganti dari bahsa isyarat, ini jika si bisu memahami baca
tulis. Persyaratan yang ditetapkan oleh sebagian ahli fiqih mengenai adanya
persyaratan bunyi tertentu untuk aqad, tidak ada sumbernya baik dari al-qur’an
maupun sunnah.
D.
Macam-macam
Aqad
1.
Dilihat dari
segi ditetapkan atau tidak oleh hukum syara’:
a.
Aqad Musamma,
yaitu aqad yang sudah ditetapkan oleh hukum syara’ dan diberi hukum-hukumnya seperti
jual beli.
b.
Aqad Ghairu
Musamma, yaitu: aqad yang belum ditentukan istilah hukum dan namanya oleh
negara.
2.
Dilihat dari
segi disyariatkannya atau tidak:
a.
Aqad
Musyaro’ah, yaitu: aqad yang dibenarkan oleh syara’ seperti jual beli.
b.
Aqad
Mamnu’ah, yaitu: aqad yang dilarang oleh syara’, seperti jual ikan hidup
ditengah laut.
3.
Dilihat dari
segi sah atau tidaknya aqad:
a.
Aqad Shohibah
yaitu aqad yang cukup syarat-syaratnya seperti menjual barang dengan harga yang
umum.
b.
Aqad Fasidah
yaitu aqad yang tidak sempurna seperti menjual sesuatu dengan harga yang
ditentukan tetapi pembayarannya tidak jelas.
4.
Dilihat dari
segi sifat bedanya:
a.
Aqad ‘Ainiyah
yaitu aqad yang dilaksanakan bersamaan dengan barang yang di aqadi
dihadapannya.
b.
Aqad Ghairu
‘Ainiyah yaitu aqad yang dilaksanakan tidak disertakan barangnya.
5.
Dilihat dari
bentuk atau cara melakukannya:
a.
Aqad yang
harus dilaksanakan dengan upacara tertentu seperti pernikahan.
b.
Aqad
Ridhoiyah yaitu aqad yang tidak memerlukan upacara tertentu.
6.
Dilihat dari
segi ashliyah dan tabi’iyah
a.
Aqad Ashliyah
yaitu aqad yang berdiri sendiri seperti jual beli.
b.
Aqad
Tabi’iyah yaitu aqad yang berpautan wujudnya pada adanya sesuatu yang lain
seperti gadai.
7.
Dilihat dari
segi segera berlakunya aqad:
a.
Aqad Fauriyah
yaitu aqad yang pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu yang lama seperti jual
beli.
b.
Aqad
Mustamirroh yaitu aqad yang pelaksanaannya membutuhkan waktu seperti wakalah.
8.
Dilihat dari
segi tujuan aqad:
a.
Untuk tamlik
seperti bai’ mudhorobah
b.
Untuk taukid
seperti gadai
c.
Untuk
menyerahkan kekuasaan seperti wakalah
d.
Untuk
tarbiyah atau pemeliharaan seperti aqdul ‘ida’
9.
Dilihat dari
segi tukar menukar hak:
a.
Aqad
Mu’awadhoh yaitu aqad yang berlaku timbal balik seperti jual beli.
b.
Aqad
Tabarru’at yaitu aqad yang berdasarkan pemberian dan pertolongan seperti hibah.
c.
Aqad asalnya
Tabarru’at menjadi Mu’awadhoh seperti kafalah.
10.
Dilihat dari
segi harus tidaknya dibayar:
a.
Aqad Dhoman
yaitu aqad yang tanggung jawab pihak kedua sesudah barang itu diterimanya
seperti jual beli.
b.
Aqad Amanah
yaitu aqad yang tanggung jawab dipegang oleh yang memegang barang seperti
syirkah.
E.
Hikmah Aqad
1.
Memperkuat
hak milik seseorang sehingga pihak lain tidak bisa memilikinya.
2.
Benda yang
dimiliki menjadi sah dan berhak untuk dimiliki dan dinikmati.
3.
Tidak bisa
semena-mena dalam melangsungkan atau membatalkan suatu ikatan perjanjian.
4.
Menjadikan
ketenangan kedua belah pihak didalam suatu transaksi atau memiliki sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar