penilaian berbasis kelas
makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
“MODEL PENILAIAN KELAS”
Disusun oleh:
Qurriyatul
Munawwaroh 210311149
Dosen pengampu:
Drs. Ju’ Subaidi.
M.Ag
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
OKTOBER 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui
sistem penilaian. Penilaian berbasis kelas merupakan bagian dari komponen
dikelas yang harus mampu melibatkan peserta didik dan guru dalam memantau hasil
belajar peserta didik secara berkelanjutan. Penilaian berbasis kelas dikembangkan
untuk mendorong guru agar mengajar lebih sistematik dan terarah sehingga
pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, pengawas, peserta didik, maupun
orangtua mampu melihat keefektifan proses pembelajaran. Dalam makalah ini akan
dijelaskan prinsip, teknik dan bentuk serta prosedur penilaian kelas.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Prinsip Penilaian Berbasis Kelas?
2. Bagaimana Teknik dan Bentuk Penilaian Kelas?
3. Bagaimana Prosedur Penilaian Kelas?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas
Dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas, guru perlu
memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan dalam rangka
pencapaian kompetensi, sebagai berikut:
1. Motivasi
Penilaian berbasis kelas hendaknya dipandang
sebagai upaya untuk mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki guru maupun
peserta didik. Untuk mengenal kekuatan dan kelemahan tersebut, diperlukan usaha
perencanaan terhadap perbaikan kegiatan proses pembelajaran secara terus
menerus. Penilain smacam ini akan lebih memotivasi peserta didik maupun guru
dan hasil penilaian akan obyektif. Tujuan akhir penilaian berbasis kelas bukan
terletak pada pencapaian angka yang tinggi, melainkan terletak pada cara
bagaimana memotivasi peserta didik sehingga diperoleh hasil yang maksimum.
2.
Validitas
Kesesuaian antara penilaian berbasis kelas dengan tujuan akan meningkatkan
validitas. Dengan demikian maka validitas merupakan satu hal yang sangat perlu
diperhatikan.
3.
Adil
Penilaian berbasis kelas menekankan pada adanya perlakuan yang adil
kepada semua peserta didik. Artinya semua peserta didik harus mendapat
kesempatan yang sama untuk dinilai tanpa membedakan latar belakang sosial
ekonomi, budaya, bahasa dan jenis kelamin.
4. Terbuka
Penilaian berbasis kelas menekankan adanya keterbukaan dimana semua
pihak baik guru maupun peserta didik perlu mengenali kemampuan masing-masing,
jenis penilaian, maupun format penilaian yang akan digunakan.
5.
Berkesinambungan
Hal yang paling penting adalah penilaian berbasis kelas tentunya harus
dilakukan secara berencana bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran
tentang perkembangan belajar peserta didik. Hal ini dilakukan untuk melihat
kesinambungan antara materi pokok yang satu dengan materi poko yang lain.
6.
Bermakna
Penilaian berbasis kelas memberikan makna yang sangat luas, sebab melalui
penilaian ini akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi semua pihak dalam
melihat perkembangan kemampuan peserta didik.
7.
Menyeluruh
Penilaian berbasis kelas dengan berbagai
teknik dan prosedur untuk menjamin tersedianya informasi yang untuh dan
lengkap, baik yang mencangkup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor
peserta didik.[1]
8.
Mendidik
Dalam penilaian berbasis kelas guru dapat memberikan penghargaan, motivasi
dan upaya-upaya mendidik lainnya kepada peserta didik yang berhasil serta
membangkitkan semangat bagi peserta didik yang kurang berhasil.[2]
9.
Mengacu ke kemampuan
Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang
untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang
ditetapkan dalam kurikulum.
10. Menggali informasi
Penilaian kelas yang baik harus dapat
memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan
balik. Pemilihan metode dan teknik yang tepat sangat menentukan jenis informasi
yang ingin digali dari proses penilaian kelas.
11. Melihat yang benar dan yang salah
Dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya
melakukan analisis terhadap hasil penilaian dan kerja siswa secara seksama
untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa yang
sekalugus melihat hal-hal positif yang diberikan siswa.[3]
B. Teknik dan Bentuk Penilaian kelas
Teknik penilaian pengajaran di sekolah dapat
berbentuk:
1. Teknik berbentuk tes, digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, bakat khusus dan bakat umum.[4]
Tes terdiri atas berbagai bentuk, yaitu tes tulisan, tes lisan dan tes
perbuatan.[5]
2. Teknik bentuk nontes untuk menilai sikap, minat dan kepribadian siswa
mungkin digunakan untuk wawancara, angket, dan observasi.[6] Nontes
terdiri atas berbagai teknik, antara lain observasi, wawancara, skala sikap,
check list, dan rating scale.[7]
Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka
melaksanakan kegiatan evaluasi, yang didalamnya terdapat beberapa item atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik, kemudian
pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik
tersebut.
a. Tes tertulis
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan
jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam
menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban
tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar,
dan lain sebagainya.[8] Tes
tulisan biasanya terdiri atas dua bentuk, yaitu:
1. Tes Esay
Tes esay sering disebut juga bentuk uraian
karena menuntut anak untuk menguraikan jawabannya dengan kata-kata sendiri dan
cara tersendiri. Oleh sebab itu, jawaban setiap anak, terutama dalam bentuk,
teknik dan gayanya, berbeda satu dengan yang lainnya. Tes esay sering disebut
juga tes subyektif.[9]
Bentuk penilaian esay (subyektive test) guru
yang menggunakan alat test yang berbentuk subyektive test, dalam membuat soal
sekaligus dengan kunci jawaban disertai dengan pedoman jawaban dan pedoman
penskorannya.[10]
2. Tes Obyektif
Tes bentuk obyektif (obyektif test) menuntut
siswa untuk memilih jawaban yang benar di antara kemungkinan jawaban yang telah
disediakan, memeberikan jawaban singkat, memberikan jawaban singkat, dan
melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna.
b. Tes lisan
Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang
menuntut respon dari anak dalam bentuk bahasa lisan. Anak akan mengucapkan
jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah
yang diberikan.9 Penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola
kontinum 0 s.d 10 atau 0 s.d 100. Untuk memudahkan penskoran dibuat rambu-rambu
jawaban yang akan dijadikan acuan.
c. Tes perbuatan/tindakan
Tes perbuatan adalah bentuk tes yang menuntut
jawaban siswa dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Siswa bertindak
sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan.
Nontes digunakan untuk mengukur perubahan
sikap dan pertumbuhan anak, misalnya observasi, wawancara, skala sikap, angket,
check list dan rating scale.
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan
evaluasi dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, dan
rasional mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan
dan pencatatan data, informasi atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan
dan tanya-jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.
c. Skala sikap
Ada satu cara untuk mengukur sikap, yaitu
dengan menggunakan skala sikap yang dikembangkan oleh Likert. Dalam skala
Likert subyek tidak disuruh memilih pertanyaan-pertanyaan yang positif saja,
tetapi juga memilih pertanyaan-pertanyaan yang bersifat negatif. Tiap item
dibagi kedalam lima skala, yaitu sangat setuju, setuju, tidak tentu, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju.
d. Check list
Adalah satu daftar yang berisi subyek dan
aspek-aspek yang akan diamati. Check list dapat menjamin bahwa observer
mencatat tiap-tiap kejadian yang betapapun kecilnya, tetapi dianggap yang
penting.
e. Angket
Angket termasuk alat untuk menyimpulkan dan
mencatat data atau informasi, sikap, dalam hubungan kausal.[11]
C. Prosedur Penilaian Kelas
Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan
pegangan dalam melaksanakan proses penilaian hasil belajar, yakni:
1. Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran.
2. Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata
pelajaran.
3. Menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun nontes yang cocok digunakan
dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran.
4.
Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai
dengan tujuan penilaian tersebut, yakni untuk kepentingan pendeskripsian
kemampuan siswa, kepentingan perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan
belajar, maupun kepentingan laporan pertanggungjawaban pendidikan.[12]
Bagi para guru yang mungkin memperoleh tugas untuk menyelenggarakan
evaluasi pembelajaran, pada umumnya mereka melakukan beberapa tahapan sebagai
berikut:
1.
Langkah Persiapan
Pada langkah ini termasuk didalamnya adalah
kegiatan perencanaan; memberikan informasi kepada seluruh guru yang
bersangkutan; pemberian jadwal yang berisikan mengajar apa guru tersebut, kapan
dan juga ruangan tempat ujian.
2. Langkah Penyusunan Instrumen
Pada tahap penyusunan instrumen tes evaluasi,
para guru dianjurkan untuk membuat soal dan secepatnya diserahkan kepada
panitia penyelenggara evaluasi, misalnya tanggal penyerahan tiga hari sebelum
waktu ujian yang diikuti.
3. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi, yaitu proses dimana
seorang guru melakukan evaluasi kepada para siswanya. Waktu pelaksanaan ini
perlu diatur agar tidak bersamaan dengan guru lain atau siswa tidak sedang
melakukan evaluasi materi pembelajaran dari guru lain.
4. Pengolahan Hasil Evaluasi
Pada tahap ini para guru mengumpulkan hasil
jawaban dari siswa untuk kemudian dikoreksi dan mendapat nilai akhir.
5. Pemberitahuan Evaluasi
Pemberitahuan hasil evaluasi merupakan tahapan
akhir, dimana para siswa dapat mengetahui hasil belajar mereka.[13]
Dalam buku Masalah-masalah Ilmu Keguruan yang
ditulis oleh Drs. Roestiyah N.K., langkah-langkah
(prosedur) evaluasi, meliputi:
1. Obyektive, untuk mengevaluasi perlu menentukan tujuan yang akan dicapai
dalam evaluasi tersebut.
2. Perencanaan (test planing): harus merencanakan tes yang sesuai untuk
mencapai tujuan.
3. Pre assesment: harus meneliti berapa banyak pengetahuan dan kemampuan yang
sudah diketahui anak, sebelum mulai belajar.
4. Instruction: Waktu melaksanakan evaluasi dalam pengajaran harus:
kooperatif, komprehensif, operatif dan kontinue.
5.
Meassurement and interpretion of test: hasil
evaluasi untuk mengukur dan menafsirkan hasil tes untuk digunakan sebagai bahan
feed back atau perbaikan perencanaan program.[14]
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas:
1. Motivasi.
2. Validitas.
3.
Adil.
4.
Terbuka.
5.
Berkesinambungan.
6.
Bermakna.
7.
Menyeluruh.
8.
Mendidik.
9.
Mengacu ke kemampuan.
10.
Menggali informasi.
11.
Melihat yang benar dan yang salah.
Teknik penilaian pengajaran di sekolah dapat
berbentuk:
1. Teknik berbentuk tes, digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, bakat khusus dan bakat umum. Tes
terdiri atas berbagai bentuk, yaitu tes tulisan, tes lisan dan tes perbuatan.
2. Teknik bentuk nontes untuk menilai sikap, minat dan kepribadian siswa
mungkin digunakan untuk wawancara, angket, dan observasi. Nontes terdiri atas
berbagai teknik, antara lain observasi, wawancara, skala sikap, check list, dan
rating scale.
Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan
pegangan dalam melaksanakan proses penilaian hasil belajar, yakni:
1. Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran.
2. Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata
pelajaran.
3. Menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun nontes yang cocok digunakan
dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran.
4.
Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai
dengan tujuan penilaian tersebut, yakni untuk kepentingan pendeskripsian
kemampuan siswa, kepentingan perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan
belajar, maupun kepentingan laporan pertanggungjawaban pendidikan.
[1] Sumarna surapranata dan Muhammad Hatta, Penilaian
berbasis kelas, penilaian portofolio, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), 8-10.
[2] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,
prinsip teknik dan prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 187.
[3] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran,
mengembangkan standar kompetensi guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), 190-191.
[4] M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), 109.
[5] Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988), 21.
[6] M. Ngalim Purwanto, Prinsip..., 109
[7] Zainal Arifin, Evaluasi..., 21.
[8] Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi
Pembelajaran, (Jakarta: Multi Pressindo, 2008), 107.
[9] Zainal Arifin, Evaluasi..., 29.
[10] Mimin Haryati, Model dan Teknik
Penilaian tingkat satuan pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007),
53.
[11] Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988), 28-62.
[12] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 9-10.
[13] Sukardi, Evaluasi Pendidikan, prinsip
dan operasionalnya, (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2009), 222-223.
[14] Roestiyah N.K. Masalah-masalah Ilmu
Keguruan, (Anggota IKAPI, PT Bina Aksara, 1986), 90-91.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Instruksional.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran,
prinsip teknik dan prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. Evaluasi
Pembelajaran. Jakarta: Multi Pressindo, 2008.
Haryati, Mimin. Model dan Teknik Penilaian
tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran, mengembangkan standar
kompetensi guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994.
Roestiyah N.K.. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Anggota
IKAPI, PT Bina Aksara, 1982.
Sudjana, Nana. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 1995.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan, prinsip dan
operasionalnya. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2009.
Surapranata, Sumarna dan Hatta, Muhammad
Hatta. Penilaian berbasis kelas, penilaian portofolio. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007.
Wahyudin, Uyu., dkk.. Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI
PRESS, 2006.
.
pENilaian berbasis kelas
makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
“MODEL PENILAIAN KELAS”
Disusun oleh:
Siang Suryaningtias 210311150
Dosen pengampu:
Drs. Ju’ Subaidi, M.
Ag
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
OKTOBER 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Penilaian berbasis kelas merupakan proses
pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta
didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian belajar yang terdapat
dalam kurikulum 2004.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang
penilaian berbasis kelas yang mencakup prinsip, teknik dan bentuk, prosedur
penilaian kelas.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa saja Prinsip Penilaian Berbasis Kelas?
2.
Apa saja Teknik dan Bentuk Penilaian Kelas?
3.
Bagaimana Prosedur Penilaian Kelas?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Penilaian Berbasis Kelas
Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti yang penting, karena
dengan memahami prinsip penilaian dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi
dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara yang benar.[1]
Agar
penilaian kelas memiliki tujan yang telah direncanakan perlu memperhatikan
prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:[2]
1. Motivasi
Penilaian berbasis kelas hendaknya dipandang
sebagai upaya untuk mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki guru maupun
peserta didik. Untuk mengenal kekuatan dan kelemahan tersebut, diperlukan usaha
perencanaan terhadap perbaikan kegiatan proses pembelajaran secara terus
menerus. Penilain smacam ini akan lebih memotivasi peserta didik maupun guru
dan hasil penilaian akan obyektif. Tujuan akhir penilaian berbasis kelas bukan
terletak pada pencapaian angka yang tinggi, melainkan terletak pada cara
bagaimana memotivasi peserta didik sehingga diperoleh hasil yang maksimum.
2. Validitas
Hasil penilaian berbasis kelas harus menjamin
tercapainya standar kompetensi maupun indikator yang dituntut oleh kurikulum
berbasis kompetensi.
3. Adil
Disini ditekankan pada adanya perlakuan yang
adil kepada semua peserta didik. Artinya semua peserta didik harus mendapat
kesempatan yang sama untuk dinilai tanpa membedakan latar belakang sosial
ekonomi, budaya, bahasa dan jenis kelamin.
4. Terbuka
Disini ditekankan adanya keterbukaan dimana
semua pihak baik guru maupun peserta didik perlu mengenali kemampuan
masing-masing, jenis penilaian, maupun format penilaian yang akan digunakan.[3]
5.
Mengacu pada kemampuan
Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang
untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang
ditetapkan dalam kurikulum. Teknik dan Bentuk Penilaian Kelas
6. Menyeluruh
Penguasaan kompetensi dalam mata pelajaran
hendaknya menyeluruh, baik menyangkut standar kompetensi, kemampuan dasar serta
keseluruhan indikator ketercapaian, baik mencakup pengetahuan, sikap, perilaku
dan nilai serta keterampilan maupun mencakup evaluasi proses dan hasil belajar.
7. Berkelanjutan
Disamping menyeluruh penilaian hendaknya
dilakukan secara berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama
satu semester dan tahun ajaran.
8. Menggali informasi
Penilaian yang baik harus dapat memberikan
informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik.
Pemilihan metode, teknik dan alat penilaian yang tepat sangat menetukan jenis
informasi yang ingin digali dari proses penilaian kelas.[4]
9. Berorientasi pada indikator ketercapaian
Sistem penilaian harus mengacu pada indikator
ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar atau kemampuan
minimal dan standar kompetensinya.
10. Sesuai dengan pengalaman belajar
Sistem penilaian dalam kegiatan pembelajaran
harus disesuaikan dengan pengalaman belajarnya.[5]
11. Mendidik
Di dalam penilaian berbasis kelas guru harus
dapat memberikan penghargaan, motivasi dan upaya-upaya mendidik lainnya kepada
peserta didik yang berhasil serta membangkitkan semangat bagi peserta didik
yang kurang berhasil.
12. Bermakna
Penilaian berbasis kelas harus memberikan
makna kepada berbagai pihak untuk melihat tingkat perkembangan penguasaan
kompetensi peserta didik sehingga hasil penilaian dapat ditindak lanjuti
terutama bagi guru, orangtua dan peserta didik.[6]
B. Teknik dan Bentuk Penilaian Kelas
Teknik penilaian kelas dapat digolongkan menjadi:
1.
Teknik berbentuk tes, digunakan untuk menilai
kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, bakat
khusus dan bakat umum.
2.
Teknik bentuk nontes untuk menilai sikap,
minat dan kepribadian siswa.[7]
Bentuk dari teknik tes meliputi:
1.
Tes tulisan
Tes tertulis diberikan kepada seorang atau
sekelompok murid pada waktu, dan untuk soal tertentu. Tes tertulis ada yang
bersifat formal dan nonformal. Tes yang bersifat formal meliputi jumlah testi
yang cukup besar yang diselenggarakan oleh suatu panitia resmi yang diangkat
oleh pemrintah dan memiliki tujuan yang lebih luas. Tes yang bersifat nonformal
berlaku untuk tujuan tertentu dan lingkungan terbatas langsung oleh pihak
pelaksana dalam situasi setengah resmi tanpa melalui institusi resmi.
2.
Tes lisan
Adalah suatu bentuk tes yang menuntut respon dari anak
dalam bentuk bahasa
lisan. Anak akan mengucapkan jawaban dengan
kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan.
3. Tes perbuatan atau tindakan
Adalah bentuk tes yang menuntut jawaban siswa
dalam bentuk perilaku, tindakan atau perbuatan.
Bentuk dari teknik nontes meliputi:
1.
Observasi
Adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi
dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis dan rasional
mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.
2. Wawancara
Adalah salah satu teknik pengumpulan data,
informasi atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik
langsung maupun tidak langsung denfan sumber data.
3. Check list
Adalah satu daftar yang berisi subyek dan
aspek-aspek yang akan diamati. Check list dapat menjamin bahwa observer
mencatat tiap-tiap kejadian yang betapapunkecilnya, tetapi dianggap penting.
4. Angket
Angket termasuk alat untuk menyimpulkan dan mencatat
data atau informasi, sikap, dalam hubungan kausal.[8]
C. Prosedur Penilaian Kelas
Prosedur penilaian pada dasarnya menempuh
langkah-langkah:
1. Menetapkan tujuan, tujuan dijadikan dasar dan arah untuk melakukan kegiatan
penilaian juga menetapkan sasaran atau perubahan perilaku siswa yang ingin
dicapai.
2. Menentukan jenis data atau lingkup materi yang harus diukur.
3. Menetapkan teknik penilaian setelah memperoleh kejelasan aspek-aspek yang
perlu diukur selanjutnya ditetapkan teknik untuk mendapatkan data (teknik tes
atau nontes).
4.
Mengembangkan instrumen penilaian.[9]
Menurut Nana sudjana, prosedur penilaian meliputi:
1.
Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan
pengajaran.
2. Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata
pelajaran.
3. Menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun nontes yang cocok digunakan
dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran.
4. Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut,
yakni untuk kepentingan pendeskripsian kemampuan siswa, kepentingan perbaikan
pengajaran, kepentingan bimbingan belajar, maupun kepentingan laporan
pertanggungjawaban pendidikan.[10]
Menurut Roestiyah prosedur penilaian meliputi:
1. Obyektive, untuk mengevaluasi perlu menentukan tujuan yang akan dicapai
dalam evaluasi tersebut.
2. Perencanaan (test planing): harus merencanakan tes yang sesuai untuk
mencapai tujuan.
3. Pre assesment: harus meneliti berapa banyak pengetahuan dan kemampuan yang
sudah diketahui anak, sebelum mulai belajar.
4. Instruction: Waktu melaksanakan evaluasi dalam pengajaran harus:
kooperatif, komprehensif, operatif dan kontinue.
5.
Meassurement and interpretion of test: hasil
evaluasi untuk mengukur dan menafsirkan hasil tes untuk digunakan sebagai bahan
feed back atau perbaikan perencanaan program.[11]
Bagi para guru yang mungkin memperoleh tugas untuk menyelenggarakan
evaluasi pembelajaran, pada umumnya mereka melakukan beberapa tahapan sebagai
berikut:
1.
Langkah Persiapan
Pada langkah ini termasuk didalamnya adalah
kegiatan perencanaan; memberikan informasi kepada seluruh guru yang
bersangkutan; pemberian jadwal yang berisikan mengajar apa guru tersebut, kapan
dan juga ruangan tempat ujian.
2. Langkah Penyusunan Instrumen
Pada tahap penyusunan instrumen tes evaluasi,
para guru dianjurkan untuk membuat soal dan secepatnya diserahkan kepada
panitia penyelenggara evaluasi, misalnya tanggal penyerahan tiga hari sebelum
waktu ujian yang diikuti.
3. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi, yaitu proses dimana
seorang guru melakukan evaluasi kepada para siswanya. Waktu pelaksanaan ini
perlu diatur agar tidak bersamaan dengan guru lain atau siswa tidak sedang
melakukan evaluasi materi pembelajaran dari guru lain.
4. Pengolahan Hasil Evaluasi
Pada tahap ini para guru mengumpulkan hasil
jawaban dari siswa untuk kemudian dikoreksi dan mendapat nilai akhir.
5. Pemberitahuan Evaluasi
Pemberitahuan hasil evaluasi merupakan tahapan
akhir, dimana para siswa dapat mengetahui hasil belajar mereka.[12]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Prinsip Penilaian Berbasis Kelas
1. Motivasi.
2. Validitas.
3.
Adil.
4.
Terbuka.
5.
Mengacu pada kemampuan.
6.
Menyeluruh.
7.
Berkelanjutan.
8.
Menggali informasi.
9. Berorientasi pada indikator ketercapaian.
10. Sesuai dengan pengalaman belajar.
11.
Mendidik.
12.
Bermakna.
Teknik penilaian kelas dapat digolongkan menjadi:
1.
Teknik berbentuk tes, digunakan untuk menilai
kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, bakat
khusus dan bakat umum.
2.
Teknik bentuk nontes untuk menilai sikap,
minat dan kepribadian siswa.
Prosedur penilaian pada dasarnya menempuh langkah-langkah:
1.
Menetapkan tujuan, tujuan dijadikan dasar dan
arah untuk melakukan kegiatan penilaian juga menetapkan sasaran atau perubahan
perilaku siswa yang ingin dicapai.
2. Menentukan jenis data atau lingkup materi yang harus diukur.
3. Menetapkan teknik penilaian setelah memperoleh kejelasan aspek-aspek yang
perlu diukur selanjutnya ditetapkan teknik untuk mendapatkan data (teknik tes
atau nontes).
4.
Mengembangkan instrumen penilaian.
[1] Sukardi, Evaluasi Pendidikan, prinsip
dan operasionalnya, (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2009), 218.
[2] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran,
mengembangkan standar kompetensi guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), 189.
[3] Sumarna surapranata dan Muhammad Hatta, Penilaian
berbasis kelas, penilaian portofolio, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), 8-9.
[4] Abdul Majid, Perencanaan..., 190.
[5] Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi
Pembelajaran, (Jakarta: Multi Pressindo, 2008), 64.
[6] Zainal Arifin, Evaluasi
Pembelajaran, prinsip teknik dan prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), 187-188.
[7] M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), 109.
[8] Zainal Arifin, Evaluasi
Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988), 28-62.
[9] Uyu Wahyudin, dkk., Evaluasi
Pembelajaran SD, (Bandung: UPI Press, 2006), 11.
[10] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 9-10
[11] Roestiyah N.K. Masalah-masalah Ilmu
Keguruan, (Anggota IKAPI, PT Bina Aksara, 1986), 90-91.
[12] Sukardi, Evaluasi Pendidikan, prinsip
dan operasionalnya, (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2009), 222-223.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Instruksional.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran,
prinsip teknik dan prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. Evaluasi Pembelajaran.
Jakarta: Multi Pressindo, 2008.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran, mengembangkan standar
kompetensi guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994.
Roestiyah N.K.. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Anggota
IKAPI, PT Bina Aksara, 1982.
Sudjana, Nana. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 1995.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan, prinsip dan
operasionalnya. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2009.
Surapranata, Sumarna dan Hatta, Muhammad
Hatta. Penilaian berbasis kelas, penilaian portofolio. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007.
Wahyudin, Uyu.,
dkk.. Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar