Rabu, 28 Oktober 2015

smt 5 mpk penilaian berbasis kelas

penilaian berbasis kelas
makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
MODEL PENILAIAN KELAS



 













Disusun oleh:
Qurriyatul Munawwaroh                 210311149



Dosen pengampu:
Drs. Ju’ Subaidi. M.Ag


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
OKTOBER 2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Penilaian berbasis kelas merupakan bagian dari komponen dikelas yang harus mampu melibatkan peserta didik dan guru dalam memantau hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan. Penilaian berbasis kelas dikembangkan untuk mendorong guru agar mengajar lebih sistematik dan terarah sehingga pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, pengawas, peserta didik, maupun orangtua mampu melihat keefektifan proses pembelajaran. Dalam makalah ini akan dijelaskan prinsip, teknik dan bentuk serta prosedur penilaian kelas.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Prinsip Penilaian Berbasis Kelas?
2.      Bagaimana Teknik dan Bentuk Penilaian Kelas?
3.      Bagaimana Prosedur Penilaian Kelas?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas
Dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan dalam rangka pencapaian kompetensi, sebagai berikut:
1.      Motivasi
Penilaian berbasis kelas hendaknya dipandang sebagai upaya untuk mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki guru maupun peserta didik. Untuk mengenal kekuatan dan kelemahan tersebut, diperlukan usaha perencanaan terhadap perbaikan kegiatan proses pembelajaran secara terus menerus. Penilain smacam ini akan lebih memotivasi peserta didik maupun guru dan hasil penilaian akan obyektif. Tujuan akhir penilaian berbasis kelas bukan terletak pada pencapaian angka yang tinggi, melainkan terletak pada cara bagaimana memotivasi peserta didik sehingga diperoleh hasil yang maksimum.
2.      Validitas
Kesesuaian antara penilaian berbasis kelas dengan tujuan akan meningkatkan validitas. Dengan demikian maka validitas merupakan satu hal yang sangat perlu diperhatikan.
3.      Adil
Penilaian berbasis kelas  menekankan pada adanya perlakuan yang adil kepada semua peserta didik. Artinya semua peserta didik harus mendapat kesempatan yang sama untuk dinilai tanpa membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, bahasa dan jenis kelamin.
4.      Terbuka
Penilaian berbasis kelas  menekankan adanya keterbukaan dimana semua pihak baik guru maupun peserta didik perlu mengenali kemampuan masing-masing, jenis penilaian, maupun format penilaian yang akan digunakan.
5.      Berkesinambungan
Hal yang paling penting adalah penilaian berbasis kelas tentunya harus dilakukan secara berencana bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik. Hal ini dilakukan untuk melihat kesinambungan antara materi pokok yang satu dengan materi poko yang lain.
6.      Bermakna
Penilaian berbasis kelas memberikan makna yang sangat luas, sebab melalui penilaian ini akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi semua pihak dalam melihat perkembangan kemampuan peserta didik.
7.      Menyeluruh
Penilaian berbasis kelas dengan berbagai teknik dan prosedur untuk menjamin tersedianya informasi yang untuh dan lengkap, baik yang mencangkup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor peserta didik.[1]
8.      Mendidik
Dalam penilaian berbasis kelas guru dapat memberikan penghargaan, motivasi dan upaya-upaya mendidik lainnya kepada peserta didik yang berhasil serta membangkitkan semangat bagi peserta didik yang kurang berhasil.[2]
9.      Mengacu ke kemampuan
Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum.
10.  Menggali informasi
Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metode dan teknik yang tepat sangat menentukan jenis informasi yang ingin digali dari proses penilaian kelas.
11.  Melihat yang benar dan yang salah
Dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan analisis terhadap hasil penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa yang sekalugus melihat hal-hal positif yang diberikan siswa.[3]




B.     Teknik dan Bentuk Penilaian kelas
Teknik penilaian pengajaran di sekolah dapat berbentuk:
1.      Teknik berbentuk tes, digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, bakat khusus dan bakat umum.[4] Tes terdiri atas berbagai bentuk, yaitu tes tulisan, tes lisan dan tes perbuatan.[5]
2.      Teknik bentuk nontes untuk menilai sikap, minat dan kepribadian siswa mungkin digunakan untuk wawancara, angket, dan observasi.[6] Nontes terdiri atas berbagai teknik, antara lain observasi, wawancara, skala sikap, check list, dan rating scale.[7]
Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang didalamnya terdapat beberapa item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik tersebut.
a.       Tes tertulis
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya.[8] Tes tulisan biasanya terdiri atas dua bentuk, yaitu:
1.      Tes Esay
Tes esay sering disebut juga bentuk uraian karena menuntut anak untuk menguraikan jawabannya dengan kata-kata sendiri dan cara tersendiri. Oleh sebab itu, jawaban setiap anak, terutama dalam bentuk, teknik dan gayanya, berbeda satu dengan yang lainnya. Tes esay sering disebut juga tes subyektif.[9]
Bentuk penilaian esay (subyektive test) guru yang menggunakan alat test yang berbentuk subyektive test, dalam membuat soal sekaligus dengan kunci jawaban disertai dengan pedoman jawaban dan pedoman penskorannya.[10]
2.      Tes Obyektif
Tes bentuk obyektif (obyektif test) menuntut siswa untuk memilih jawaban yang benar di antara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memeberikan jawaban singkat, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna.
b.      Tes lisan
Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut respon dari anak dalam bentuk bahasa lisan. Anak akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan.9 Penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0 s.d 10 atau 0 s.d 100. Untuk memudahkan penskoran dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan.
c.       Tes perbuatan/tindakan
Tes perbuatan adalah bentuk tes yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Siswa bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan.
Nontes digunakan untuk mengukur perubahan sikap dan pertumbuhan anak, misalnya observasi, wawancara, skala sikap, angket, check list dan rating scale.
a.       Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, dan rasional mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.
b.      Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan dan pencatatan data, informasi atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya-jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.
c.       Skala sikap
Ada satu cara untuk mengukur sikap, yaitu dengan menggunakan skala sikap yang dikembangkan oleh Likert. Dalam skala Likert subyek tidak disuruh memilih pertanyaan-pertanyaan yang positif saja, tetapi juga memilih pertanyaan-pertanyaan yang bersifat negatif. Tiap item dibagi kedalam lima skala, yaitu sangat setuju, setuju, tidak tentu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.


d.      Check list
Adalah satu daftar yang berisi subyek dan aspek-aspek yang akan diamati. Check list dapat menjamin bahwa observer mencatat tiap-tiap kejadian yang betapapun kecilnya, tetapi dianggap yang penting.
e.       Angket
Angket termasuk alat untuk menyimpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dalam hubungan kausal.[11]
C.     Prosedur Penilaian Kelas
Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses penilaian hasil belajar, yakni:
1.      Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran.
2.      Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran.
3.      Menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun nontes yang cocok digunakan dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran.
4.      Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut, yakni untuk kepentingan pendeskripsian kemampuan siswa, kepentingan perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan belajar, maupun kepentingan laporan pertanggungjawaban pendidikan.[12]
Bagi para guru yang mungkin memperoleh tugas untuk menyelenggarakan evaluasi pembelajaran, pada umumnya mereka melakukan beberapa tahapan sebagai berikut:
1.      Langkah Persiapan
Pada langkah ini termasuk didalamnya adalah kegiatan perencanaan; memberikan informasi kepada seluruh guru yang bersangkutan; pemberian jadwal yang berisikan mengajar apa guru tersebut, kapan dan juga ruangan tempat ujian.
2.      Langkah Penyusunan Instrumen
Pada tahap penyusunan instrumen tes evaluasi, para guru dianjurkan untuk membuat soal dan secepatnya diserahkan kepada panitia penyelenggara evaluasi, misalnya tanggal penyerahan tiga hari sebelum waktu ujian yang diikuti.



3.      Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi, yaitu proses dimana seorang guru melakukan evaluasi kepada para siswanya. Waktu pelaksanaan ini perlu diatur agar tidak bersamaan dengan guru lain atau siswa tidak sedang melakukan evaluasi materi pembelajaran dari guru lain.
4.      Pengolahan Hasil Evaluasi
Pada tahap ini para guru mengumpulkan hasil jawaban dari siswa untuk kemudian dikoreksi dan mendapat nilai akhir.
5.      Pemberitahuan Evaluasi
Pemberitahuan hasil evaluasi merupakan tahapan akhir, dimana para siswa dapat mengetahui hasil belajar mereka.[13]
Dalam buku Masalah-masalah Ilmu Keguruan yang ditulis oleh Drs. Roestiyah N.K.,   langkah-langkah (prosedur) evaluasi, meliputi:
1.      Obyektive, untuk mengevaluasi perlu menentukan tujuan yang akan dicapai dalam evaluasi tersebut.
2.      Perencanaan (test planing): harus merencanakan tes yang sesuai untuk mencapai tujuan.
3.      Pre assesment: harus meneliti berapa banyak pengetahuan dan kemampuan yang sudah diketahui anak, sebelum mulai belajar.
4.      Instruction: Waktu melaksanakan evaluasi dalam pengajaran harus: kooperatif, komprehensif, operatif dan kontinue.
5.      Meassurement and interpretion of test: hasil evaluasi untuk mengukur dan menafsirkan hasil tes untuk digunakan sebagai bahan feed back atau perbaikan perencanaan program.[14]



BAB III
PENUTUPAN
A.    Kesimpulan
Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas:
1.      Motivasi.
2.      Validitas.
3.      Adil.
4.      Terbuka.
5.      Berkesinambungan.
6.      Bermakna.
7.      Menyeluruh.
8.      Mendidik.
9.      Mengacu ke kemampuan.
10.  Menggali informasi.
11.  Melihat yang benar dan yang salah.
Teknik penilaian pengajaran di sekolah dapat berbentuk:
1.      Teknik berbentuk tes, digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, bakat khusus dan bakat umum. Tes terdiri atas berbagai bentuk, yaitu tes tulisan, tes lisan dan tes perbuatan.
2.      Teknik bentuk nontes untuk menilai sikap, minat dan kepribadian siswa mungkin digunakan untuk wawancara, angket, dan observasi. Nontes terdiri atas berbagai teknik, antara lain observasi, wawancara, skala sikap, check list, dan rating scale.
Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses penilaian hasil belajar, yakni:
1.      Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran.
2.      Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran.
3.      Menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun nontes yang cocok digunakan dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran.
4.      Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut, yakni untuk kepentingan pendeskripsian kemampuan siswa, kepentingan perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan belajar, maupun kepentingan laporan pertanggungjawaban pendidikan.



[1] Sumarna surapranata dan Muhammad Hatta, Penilaian berbasis kelas, penilaian portofolio, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 8-10.
[2] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, prinsip teknik dan prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 187.
[3] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, mengembangkan standar kompetensi guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 190-191.
[4] M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), 109.
[5] Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988),  21.
[6] M. Ngalim Purwanto, Prinsip..., 109
[7] Zainal Arifin, Evaluasi..., 21.
[8] Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Multi Pressindo, 2008), 107.
[9] Zainal Arifin, Evaluasi..., 29.
[10] Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian tingkat satuan pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), 53.
[11] Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988), 28-62.
[12] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 9-10.
[13] Sukardi, Evaluasi Pendidikan, prinsip dan operasionalnya, (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2009), 222-223.
[14] Roestiyah N.K. Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Anggota IKAPI, PT Bina Aksara, 1986), 90-91.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, prinsip teknik dan prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Pressindo, 2008.
Haryati, Mimin. Model dan Teknik Penilaian tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran, mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung: PT  Remaja Rosdakarya, 2008.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT  Remaja Rosdakarya, 1994.
Roestiyah N.K.. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Anggota IKAPI, PT Bina Aksara, 1982.
Sudjana, Nana. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT  Remaja Rosdakarya, 1995.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan, prinsip dan operasionalnya. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2009.
Surapranata, Sumarna dan Hatta, Muhammad Hatta. Penilaian berbasis kelas, penilaian portofolio. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Wahyudin, Uyu., dkk.. Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS, 2006.

.

pENilaian berbasis kelas

makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
MODEL PENILAIAN KELAS

 












Disusun oleh:
Siang Suryaningtias              210311150     



Dosen pengampu:
Drs. Ju’ Subaidi, M. Ag




JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
OKTOBER 2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum 2004.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang penilaian berbasis kelas yang mencakup prinsip, teknik dan bentuk, prosedur penilaian kelas.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja Prinsip Penilaian Berbasis Kelas?
2.      Apa saja Teknik dan Bentuk Penilaian Kelas?
3.      Bagaimana Prosedur Penilaian Kelas?










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Prinsip Penilaian Berbasis Kelas
Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti yang penting, karena dengan memahami prinsip penilaian dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara yang benar.[1]
      Agar penilaian kelas memiliki tujan yang telah direncanakan perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:[2]
1.      Motivasi
Penilaian berbasis kelas hendaknya dipandang sebagai upaya untuk mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki guru maupun peserta didik. Untuk mengenal kekuatan dan kelemahan tersebut, diperlukan usaha perencanaan terhadap perbaikan kegiatan proses pembelajaran secara terus menerus. Penilain smacam ini akan lebih memotivasi peserta didik maupun guru dan hasil penilaian akan obyektif. Tujuan akhir penilaian berbasis kelas bukan terletak pada pencapaian angka yang tinggi, melainkan terletak pada cara bagaimana memotivasi peserta didik sehingga diperoleh hasil yang maksimum.
2.      Validitas
Hasil penilaian berbasis kelas harus menjamin tercapainya standar kompetensi maupun indikator yang dituntut oleh kurikulum berbasis kompetensi.
3.      Adil
Disini ditekankan pada adanya perlakuan yang adil kepada semua peserta didik. Artinya semua peserta didik harus mendapat kesempatan yang sama untuk dinilai tanpa membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, bahasa dan jenis kelamin.
4.      Terbuka
Disini ditekankan adanya keterbukaan dimana semua pihak baik guru maupun peserta didik perlu mengenali kemampuan masing-masing, jenis penilaian, maupun format penilaian yang akan digunakan.[3]

5.      Mengacu pada kemampuan
Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum. Teknik dan Bentuk Penilaian Kelas
6.      Menyeluruh
Penguasaan kompetensi dalam mata pelajaran hendaknya menyeluruh, baik menyangkut standar kompetensi, kemampuan dasar serta keseluruhan indikator ketercapaian, baik mencakup pengetahuan, sikap, perilaku dan nilai serta keterampilan maupun mencakup evaluasi proses dan hasil belajar.
7.      Berkelanjutan
Disamping menyeluruh penilaian hendaknya dilakukan secara berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dan tahun ajaran.
8.      Menggali informasi
Penilaian yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metode, teknik dan alat penilaian yang tepat sangat menetukan jenis informasi yang ingin digali dari proses penilaian kelas.[4]
9.      Berorientasi pada indikator ketercapaian
Sistem penilaian harus mengacu pada indikator ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar atau kemampuan minimal dan standar kompetensinya.
10.  Sesuai dengan pengalaman belajar
Sistem penilaian dalam kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman belajarnya.[5]
11.  Mendidik
Di dalam penilaian berbasis kelas guru harus dapat memberikan penghargaan, motivasi dan upaya-upaya mendidik lainnya kepada peserta didik yang berhasil serta membangkitkan semangat bagi peserta didik yang kurang berhasil.
12.  Bermakna
Penilaian berbasis kelas harus memberikan makna kepada berbagai pihak untuk melihat tingkat perkembangan penguasaan kompetensi peserta didik sehingga hasil penilaian dapat ditindak lanjuti terutama bagi guru, orangtua dan peserta didik.[6]
B.     Teknik dan Bentuk Penilaian Kelas
Teknik penilaian kelas dapat digolongkan menjadi:
1.      Teknik berbentuk tes, digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, bakat khusus dan bakat umum.
2.      Teknik bentuk nontes untuk menilai sikap, minat dan kepribadian siswa.[7]
Bentuk dari teknik tes meliputi:
1.      Tes tulisan
Tes tertulis diberikan kepada seorang atau sekelompok murid pada waktu, dan untuk soal tertentu. Tes tertulis ada yang bersifat formal dan nonformal. Tes yang bersifat formal meliputi jumlah testi yang cukup besar yang diselenggarakan oleh suatu panitia resmi yang diangkat oleh pemrintah dan memiliki tujuan yang lebih luas. Tes yang bersifat nonformal berlaku untuk tujuan tertentu dan lingkungan terbatas langsung oleh pihak pelaksana dalam situasi setengah resmi tanpa melalui institusi resmi.
2.      Tes lisan
Adalah suatu bentuk tes yang menuntut respon dari anak dalam bentuk bahasa
lisan. Anak akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan.
3.      Tes perbuatan atau tindakan
Adalah bentuk tes yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk perilaku, tindakan atau perbuatan.
Bentuk dari teknik nontes meliputi:
1.      Observasi
Adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis dan rasional mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.
2.      Wawancara
Adalah salah satu teknik pengumpulan data, informasi atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung denfan sumber data.
3.      Check list
Adalah satu daftar yang berisi subyek dan aspek-aspek yang akan diamati. Check list dapat menjamin bahwa observer mencatat tiap-tiap kejadian yang betapapunkecilnya, tetapi dianggap penting.
4.      Angket
Angket termasuk alat untuk menyimpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dalam hubungan kausal.[8]
C.     Prosedur Penilaian Kelas
Prosedur penilaian pada dasarnya menempuh langkah-langkah:
1.      Menetapkan tujuan, tujuan dijadikan dasar dan arah untuk melakukan kegiatan penilaian juga menetapkan sasaran atau perubahan perilaku siswa yang ingin dicapai.
2.      Menentukan jenis data atau lingkup materi yang harus diukur.
3.      Menetapkan teknik penilaian setelah memperoleh kejelasan aspek-aspek yang perlu diukur selanjutnya ditetapkan teknik untuk mendapatkan data (teknik tes atau nontes).
4.      Mengembangkan instrumen penilaian.[9]
Menurut Nana sudjana, prosedur penilaian meliputi:
1.      Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran.
2.      Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran.
3.      Menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun nontes yang cocok digunakan dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran.
4.      Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut, yakni untuk kepentingan pendeskripsian kemampuan siswa, kepentingan perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan belajar, maupun kepentingan laporan pertanggungjawaban pendidikan.[10]
Menurut Roestiyah prosedur penilaian meliputi:
1.      Obyektive, untuk mengevaluasi perlu menentukan tujuan yang akan dicapai dalam evaluasi tersebut.
2.      Perencanaan (test planing): harus merencanakan tes yang sesuai untuk mencapai tujuan.
3.      Pre assesment: harus meneliti berapa banyak pengetahuan dan kemampuan yang sudah diketahui anak, sebelum mulai belajar.
4.      Instruction: Waktu melaksanakan evaluasi dalam pengajaran harus: kooperatif, komprehensif, operatif dan kontinue.
5.      Meassurement and interpretion of test: hasil evaluasi untuk mengukur dan menafsirkan hasil tes untuk digunakan sebagai bahan feed back atau perbaikan perencanaan program.[11]
Bagi para guru yang mungkin memperoleh tugas untuk menyelenggarakan evaluasi pembelajaran, pada umumnya mereka melakukan beberapa tahapan sebagai berikut:
1.      Langkah Persiapan
Pada langkah ini termasuk didalamnya adalah kegiatan perencanaan; memberikan informasi kepada seluruh guru yang bersangkutan; pemberian jadwal yang berisikan mengajar apa guru tersebut, kapan dan juga ruangan tempat ujian.
2.      Langkah Penyusunan Instrumen
Pada tahap penyusunan instrumen tes evaluasi, para guru dianjurkan untuk membuat soal dan secepatnya diserahkan kepada panitia penyelenggara evaluasi, misalnya tanggal penyerahan tiga hari sebelum waktu ujian yang diikuti.
3.      Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi, yaitu proses dimana seorang guru melakukan evaluasi kepada para siswanya. Waktu pelaksanaan ini perlu diatur agar tidak bersamaan dengan guru lain atau siswa tidak sedang melakukan evaluasi materi pembelajaran dari guru lain.
4.      Pengolahan Hasil Evaluasi
Pada tahap ini para guru mengumpulkan hasil jawaban dari siswa untuk kemudian dikoreksi dan mendapat nilai akhir.
5.      Pemberitahuan Evaluasi
Pemberitahuan hasil evaluasi merupakan tahapan akhir, dimana para siswa dapat mengetahui hasil belajar mereka.[12]




                                                                                                       
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Prinsip Penilaian Berbasis Kelas
1.      Motivasi.
2.      Validitas.
3.      Adil.
4.      Terbuka.
5.      Mengacu pada kemampuan.
6.      Menyeluruh.
7.      Berkelanjutan.
8.      Menggali informasi.
9.      Berorientasi pada indikator ketercapaian.
10.  Sesuai dengan pengalaman belajar.
11.  Mendidik.
12.  Bermakna.
Teknik penilaian kelas dapat digolongkan menjadi:
1.      Teknik berbentuk tes, digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, bakat khusus dan bakat umum.
2.      Teknik bentuk nontes untuk menilai sikap, minat dan kepribadian siswa.
Prosedur penilaian pada dasarnya menempuh langkah-langkah:
1.      Menetapkan tujuan, tujuan dijadikan dasar dan arah untuk melakukan kegiatan penilaian juga menetapkan sasaran atau perubahan perilaku siswa yang ingin dicapai.
2.      Menentukan jenis data atau lingkup materi yang harus diukur.
3.      Menetapkan teknik penilaian setelah memperoleh kejelasan aspek-aspek yang perlu diukur selanjutnya ditetapkan teknik untuk mendapatkan data (teknik tes atau nontes).
4.      Mengembangkan instrumen penilaian.


[1] Sukardi, Evaluasi Pendidikan, prinsip dan operasionalnya, (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2009), 218.
[2] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, mengembangkan standar kompetensi guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 189.
[3] Sumarna surapranata dan Muhammad Hatta, Penilaian berbasis kelas, penilaian portofolio, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 8-9.
[4] Abdul Majid, Perencanaan..., 190.
[5] Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Multi Pressindo, 2008), 64.
[6] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, prinsip teknik dan prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 187-188.
[7] M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), 109.
[8] Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988), 28-62.
[9] Uyu Wahyudin, dkk., Evaluasi Pembelajaran SD, (Bandung: UPI Press, 2006), 11.
[10] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 9-10
[11] Roestiyah N.K. Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Anggota IKAPI, PT Bina Aksara, 1986), 90-91.
[12] Sukardi, Evaluasi Pendidikan, prinsip dan operasionalnya, (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2009), 222-223.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, prinsip teknik dan prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Pressindo, 2008.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran, mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung: PT  Remaja Rosdakarya, 2008.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT  Remaja Rosdakarya, 1994.
Roestiyah N.K.. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Anggota IKAPI, PT Bina Aksara, 1982.
Sudjana, Nana. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT  Remaja Rosdakarya, 1995.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan, prinsip dan operasionalnya. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2009.
Surapranata, Sumarna dan Hatta, Muhammad Hatta. Penilaian berbasis kelas, penilaian portofolio. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Wahyudin, Uyu., dkk.. Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS, 2006.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar