Rabu, 28 Oktober 2015

skripsi bagian inti refisi 1 bab 1

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati diri seorang peserta didik untuk lebih maju. Tujuan pendidikan ialah pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial si subyek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimiliknya. Proses pendidikan dalam bahasa sederhana adalah mengubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.  Namun, pada praktiknya lebih ditekankan pada aspek prestasi akademik, sehingga mengabaikan pembentukan karakter siswa.[1]
Menurut Fakhry Gaffar, pendidikan karakter ialah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan.[2]
Secara teoritis, karakter seseorang dapat diamati dari tiga aspek, yaitu: mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the good) dan melakukan kebaikan (doing the good). Pendidikan karakter sesungguhnya bukan sekedar mendidik benar dan salah, tetapi mencakup proses pembiasaan tentang perilaku yang baik sehingga siswa dapat memahami, merasakan, dan mau berperilaku baik sehingga terbentuklah tabiat yang baik.[3]
Perilaku berkarakter mendasarkan diri pada tindakan sadar dalam merealisasikan nilai. Meskipun mereka belum memiliki konsep yang jelas tentang nilai karakter, untuk itulah tindakan diakatakan bernilai jika sesorang itu melakukannya dengan bebas, sadar dan dengan pengetahuan. Salah satu unsur penting dalam pendidikan karakter ialah mengajarkan nilai-nilai itu, sehingga murid mampu dan memiliki pemahaman konseptual tentang nilai-nilai pemandu perilaku yang biasa dikembangkan dalam mengembangkan karakter pribadinya.[4]
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma dan nilai perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan. Dengan demikian, pembelajaran nilai karakter tidak hanya pada ranah kognitif, namun menyentuh pada internalisasi dan pengamalan nyata.[5]
Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan ialah nilai-nilai universal, di mana seluruh agama, tradisi dan kultur pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai universal itu harus menjadi perekat bagi seluruh masyarakat meski berbeda latar belakang kultur, suku dan agama.[6]
Penanaman nilai-nilai karakter bisa melalui keteladan sikap-sikap yang dimiliki oleh tokoh-tokoh yang terdapat dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang sudah terjamin kebenarannya. Setiap kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an pasti memiliki hikmah ataupun pelajaran yang dapat kita ambil.
Kisah kepemimpinan Ratu Balqis merupakan salah satu dari sekian banyak kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an. Kisah kepemimpinan Ratu Balqis tergambar dalam Al-Qur’an surat al-Naml ayat 22-44. Nama Putri Balqis, dalam tradisi Arab memang sudah berakar. Dalam beberapa hadis disebutkan nama Balqis yang lebih lengkap yaitu Balqis binti Shurahbil. Bapaknya seorang raja terpandang dan berkedudukan sangat penting.[7] Ratu itu dianugerahi segala sesuatu yang dapat menjadikan kekuasaannya langgeng, kuat dan besar. Misalnya tanah yang subur, penduduk yang taat, kekuatan bersenjata yang tangguh, serta pemerintahan yang stabil.[8] Dia seorang pemimpin bijaksana yang mencintai perdamaian.[9]
Pembelajaran yang diajarkan oleh pendidik saat ini hanya sampai pada tahap materi saja. Nilai-nilai pendidikan karakter yang dimiliki oleh tokoh-tokoh seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an belum ditanamkan secara menyeluruh karena hanya dianggap sebagai materi pengenalan dan pengetahuan tokoh saja.
Penanaman karakter yang belum diperhatikan dan ditanamkan oleh pendidik dapat menjadikan peserta didik kurang memiliki karakter yang mulia sehingga jika nantinya memiliki profesi seperti pejabat negara, pendidik, penegak hukum dan sebagainya dapat menunjukkan perilaku yang tidak berkarakter seperti korupsi, kasus suap dan sebagainya.
Kondisi yang demikian, kiranya cukup relevan untuk menanamkan nilai-nilai karakter melalui keteladanan sikap-sikap yang dimiliki oleh tokoh yang terdapat dalam Al-Qur’an seperti dalam kepemimpinan Ratu Balqis.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Tafsir al-Mishbah karena tafsir ini mudah dipahami. Tafsir ini menjelaskan kosa kata yang dipandang perlu, serta menjelaskan munasabah ayat yang sedang ditafsirkan dengan ayat sebelum maupun sesudahnya. Tafsir al-Mishbah banyak mengemukakan uraian penjelas terhadap sejumlah mufasir ternama sehingga menjadi referensi yang mumpuni, informatif, argumentatif. Tafsir ini tersaji dengan gaya bahasa penulisan yang mudah dicerna segenap kalangan.
Dengan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul “Kepemimpinan Ratu Balqis Perspektif Pendidikan Karakter (Kajian Terhadap Tafsir Al-Mishbah Surat An-Naml Ayat 22-44)”.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kepemimpinan Ratu Balqis dalam Tafsir Al-Mishbah surat Al-Naml ayat 22-44?
2.      Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kepemimpinan Ratu Balqis?
C.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui kepemimpinan Ratu Balqis dalam Tafsir Al-Mishbah surat Al-Naml ayat 22-44.
2.      Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kepemimpinan Ratu Balqis.
D.    Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini tentunya akan mendatangkan suatu hasil, baik ini secara teoritis maupun secara praktis. Dari hasil tersebut diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1.      Secara Teoritis
a.       Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam kepemimpinan Ratu Balqis.
b.      Berguna sebagai pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya.
2.      Secara Praktis
a.       Bagi penulis
Hasil penelitian tentang pendidikan karakter yang terkandung dalam kepemimpinan Ratu Balqis ini diharapkan bisa diaplikasikan dalam kehidupan penulis.

b.      Bagi pendidik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengajar dalam meningkatkan kualitas karakter peserta didik.
E.     Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium Studi Al-Qur'an Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung yang berjudul “Ratu Balqis: Kisah Kepala Negara Super Power dalam Al-Qur’an”. Dengan hasil penelitian: Ratu Balqis merupakan potret lambang kemandirian perempuan di bidang politik. Al-Qur’an bercerita tentang kepemimpinan seorang perempuan dengan memberikan contoh kepemimpinan ratu Balqis; penguasa negeri Saba’. Kisah ini menggambarkan tentang perempuan yang mempunyai kecemerlangan pemikiran, ketajaman pandangan, kebijaksanaan dalam mengambil suatu keputusan, dan seorang politikus ulung. Dia seorang ratu yang memiliki kekuasaan, namun kekuasaannya tidak menghalangi ia tunduk dan patuh kepada kebenaran.[10]
Selanjutnya, penelitian yang diterbitkan oleh republika.co.id pada hari Jum’at, 06 februari 2015 yang berjudul “Ratu Balqis dari Saba Cermin Wanita Pemimpin”. Dengan hasil penelitian: Ratu Balqis merupakan sosok wanita yang memiliki pengaruh besar dalam dunia politik pada zaman kenabian. Wanita ini tercatat dalam sejarah Islam sebagai wanita pertama yang memimpin sebuah kerajaan. Wilayahnya terbentang dari Yaman hingga Ethiopia saat ini. Balqis merupakan sosok ratu yang cerdik, cantik, dan memiliki jiwa kepemimpinan.[11]
Dalam kedua penelitian tersebut memaparkan tentang ratu Balqis yang merupakan kepala negara dan wanita pemimpin. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan meneliti tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam kepemimpinan ratu Balqis.
F.     Metode Kajian
1.      Jenis dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis deskriptif yaitu berusaha menggali sejauh mungkin produk tafsir yang dilakukan oleh ulama tafsir terdahulu  dalam hal ini adalah Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, serta berbagai literatur lain yang relevan baik yang bersifat primer maupun sekunder.[12]
Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) yaitu telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Dalam hal ini bahan-bahan pustaka diberlakukan sebagai sumber ide untuk menemukan gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan atau sebagai dasar pemecahan masalah.[13]
Dalam penelitian pustaka ini peneliti akan menghimpun data tentang kepemimpinan Ratu Balqis yang terdapat dalam Q.S al-Naml ayat 22-44  dalam Tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, sekaligus menganalisis tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kepemimpinan Ratu Balqis.
2.      Sumber Data
a.       Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya.[14] Penelitian ini terfokus untuk mengkaji tentang kepemimpinan Ratu Balqis dalam Tafsir Al-Mishbah maka sumber data primer yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini diambil dari Tafsir Al-Mishbah karya M.Quraish Shihab.
b.      Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari subyek penelitian.[15] Sumber data sekunder dalam penelitian ini antara lain, yaitu:
a.       Ahmad Rabi’ Abdul Mun’in. Pesona Ratu Bilqis (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2009).
b.      Ali, Audah. Nama dan Kata dalam Al-Qur’an (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2001).
c.       Amina Wadud. terj., Abdullah Ali. Qur’an Menurut Perempuan (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006).
d.      Bahtiar Effendi. Mutiara Terpendam, Perempuan dalam Literature Islam dan Klasik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002).
e.       Barbara Freyer Stowasser. terj. Mochtar Zoerni. Reinterpretasi Gender: Wanita dalam Al-Qur’an, Hadis dan Tafsir (Bandung: Pustaka Hidayah, 2001).
f.       M. Quraish Shihab, Al-Asma’ Al-Husna dalam Perspekti Al-Qur’an (Tangerang: Lentera Hati, 2008).
g.      M. Quraish Shihab, M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui (Tangerang: Lentera Hati, 2011).
h.      Nurjannah Ismail. Perempuan dalam Pasungan (Yogyakarta: LKiS, 2002).
i.        Rina Novita dan Yoli Hemdi. Kisah-kisah Al-Qur’an, (Jakarta: Lini Zikrul Kids, 2009).
j.        Sri Suhandjati Sukri. Pemahaman Islam dan Tantangan Keadilan Jender, (Yogyakarta: Gama Media, 2002).

3.      Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian pustaka ini, peneliti menggunakan teknik studi dokumenter dalam mengumpulkan data untuk penelitian. Teknik studi dokumenter adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun buku, koran, majalah dan lain-lain.[16]
4.      Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis). Nana Syaodih menjelaskan bahwa teknik analisis isi ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen resmi, dokumen yang validitas, dan keabsahannya terjamin baik dokumen perundangan dan kebijakan maupun hasil-hasil penelitian. Analisis juga dapat dilakukan terhadap buku-buku teks, baik yang bersifat teoritis maupun empiris.[17]
Adapun alur yang digunakan dalam menganalisis data, yaitu:
a.       Reduksi data
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya serta membuang yang tidak diperlukan.[18] Data yang telah penulis dapatkan dari hasil studi pustaka, penulis kumpulkan kemudian penulis reduksi dan diambil yang dibutuhkan saja.
b.      Display data
Mendisplay data adalah menyajikan, menyusun, dan mengorganisasikan data ke dalam suatu pola hubungan yang saling berkaitan, sehingga akan mudah dipahami.[19] Dalam penyajian data penulis lakukan dalam bentuk uraian singkat.
c.       Conclusion
Setelah melakukan tahap reduksi data dan display data , maka tahap selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.[20] Dengan adanya tahap kesimpulan dan verifikasi dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang sudah dirumuskan sejak awal.
G.    Sistematika Pembahasan
Penulisan karya ilmiah harus bersifat sistematis, dan dibangun secara berkesinambungan. Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang isinya adalah sebagai berikut:
BAB I      :    Pendahuluan
Bab ini berisi gambaran umum penulisan skripsi yang terdiri dari: latar belakang masalah yang merupakan academic problem atau kegelisahan akademik dari penulis sehingga perlu diteliti untuk kepentingan pengembangan ilmu; rumusan masalah yang memaparkan tentang masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, tujuan penelitian; manfaat penelitian yang menggambarkan tentang kegunaan penelitian ini; Telaah hasil penelitian terdahulu merupakan penelitian-penelitian yang sudah ada yang terkait dengan ratu Balqis yang kemudian akan diuraikan persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan; metode penelitian yaitu menjelaskan tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini dan sistematika pembahasan yang merupakan pola pembahasan dalam bentuk bab dan sub bab yang secara logis berhubungan merupakan kebulatan dari masalah yang diteliti.
BAB II     :    Kajian Teori
Dalam bab ini memaparkan tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Teori yang digunakan yaitu tentang  nila-nilai pendidikan karakter dan teori tentang kepemimpinan.



BAB III     :    Kepemimpinan Ratu Balqis dalam Tafsir Al-Mishbah
Dalam bab ini memamparkan tentang biografi M. Quraish Shihab dan profil Tafsir Al-Mishbah untuk memberikan gambaran tentang penulis dan Tafsir Al-Mishbah secara umum, Bab ini juga memaparkan tentang kepemimpinan Ratu Balqis yang terdapat dalam Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, untuk memberikan pemahaman kepada pembaca tentang bagaimana karakteristik kepemimpinan Ratu Balqis.
BAB IV :   Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Yang Terkandung Dalam Kepemimpinan Ratu Balqis
Bab empat merupakan analisis penulis terhadap data-data tetang kepemimpinan Ratu Balqis dengan mengggunakan teori-teori kepemimpinan dan pendidikan karakter yang ada di bab dua. Analisis dilakukan untuk mendapatkan tentang kepemimpinan Ratu Balqis dan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kepemimpinan Ratu Balqis dalam surat al-Naml ayat 22-44.
BAB V      :   Penutup
Bab lima merupakan rangkaian terakhir dari penulisan skripsi yang memuat kesimpulan dan saran.



[1] Retno Listyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif (Jakarta: Erlangga, 2012), 4.
[2] M. Mahbubi, Pendidikan Karakter, Impelementasi Aswaja Sebagai Nilai Pendidikan Karakter  (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2012), 40.
[3] Listyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif , 3.
[4] M. Mahbubi, Pendidikan Karakter, Impelementasi Aswaja Sebagai Nilai Pendidikan Karakter, 50.
[5] Ibid., 42.
[6] Ibid., 40.
[7] Ali Audah, Nama dan Kata dalam Al-Qur’an (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2001), 633.
[8] M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an. Vol. 10, Cet. I (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 211.
[9] Rina Novita dan Yoli Hemdi, Kisah-kisah Al-Qur’an (Jakarta: Lini Zikrul Kids, 2009), 237.
[10] Laboratorium studi al-Qur’an, Kisah Kepala Negara Super Power dalam Al-Qur’an, (online), http://laboratoriumstudial-quran.blogspot.com, Diakses tanggal 13 april 2015.
[11] Hafidz Muftisany, Ratu Balqis dari Saba Cermin Wanita Pemimpin, (online), http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/15/02/06/njcnzp-ratu-balqis-dari-saba-cermin-wanita-pemimpin, Diakses tanggal 13 april 2015.
[12] Nur Hakim, Metodologi Studi Islam (Malang: UMM Press, 2005), 84.
[13] Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo, Buku Pedoman Penulisan Skripsi (Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2014), 55.

[14] Winarno Surackhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1998), 134.
[15] Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), 91.
[16] Hadari Nawawi, Metodologi bidang social  (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2007), 101.
[17] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan  (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 81-82.
[18]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009),  247.
[19] Ibid., 249.
[20] Ibid., 252.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar