BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
adalah sebuah proses untuk mengubah jati diri seorang peserta didik untuk lebih
maju. Tujuan pendidikan ialah pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan
esensial si subyek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimiliknya. Proses
pendidikan dalam bahasa sederhana adalah mengubah manusia menjadi lebih baik
dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Namun, pada praktiknya lebih ditekankan pada aspek prestasi akademik,
sehingga mengabaikan pembentukan karakter siswa.[1]
Menurut
Fakhry Gaffar, pendidikan karakter ialah proses transformasi nilai-nilai
kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi
satu dalam perilaku kehidupan.[2]
Secara
teoritis, karakter seseorang dapat diamati dari tiga aspek, yaitu: mengetahui
kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the good)
dan melakukan kebaikan (doing the good). Pendidikan karakter
sesungguhnya bukan sekedar mendidik benar dan salah, tetapi mencakup proses
pembiasaan tentang perilaku yang baik sehingga siswa dapat memahami, merasakan,
dan mau berperilaku baik sehingga terbentuklah tabiat yang baik.[3]
Perilaku
berkarakter mendasarkan diri pada tindakan sadar dalam merealisasikan nilai.
Meskipun mereka belum memiliki konsep yang jelas tentang nilai karakter, untuk
itulah tindakan diakatakan bernilai jika sesorang itu melakukannya dengan
bebas, sadar dan dengan pengetahuan. Salah satu unsur penting dalam pendidikan
karakter ialah mengajarkan nilai-nilai itu, sehingga murid mampu dan memiliki
pemahaman konseptual tentang nilai-nilai pemandu perilaku yang biasa
dikembangkan dalam mengembangkan karakter pribadinya.[4]
Pendidikan
karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran. Materi pembelajaran yang
berkaitan dengan norma dan nilai perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan
dengan konteks kehidupan. Dengan demikian, pembelajaran nilai karakter tidak
hanya pada ranah kognitif, namun menyentuh pada internalisasi dan pengamalan
nyata.[5]
Nilai-nilai
karakter yang perlu ditanamkan ialah nilai-nilai universal, di mana seluruh
agama, tradisi dan kultur pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.
Nilai-nilai universal itu harus menjadi perekat bagi seluruh masyarakat meski
berbeda latar belakang kultur, suku dan agama.[6]
Penanaman
nilai-nilai karakter bisa melalui keteladan sikap-sikap yang dimiliki oleh
tokoh-tokoh yang terdapat dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan kitab suci umat
Islam yang sudah terjamin kebenarannya. Setiap kisah-kisah yang terdapat dalam
Al-Qur’an pasti memiliki hikmah ataupun pelajaran yang dapat kita ambil.
Kisah
kepemimpinan Ratu Balqis merupakan salah satu dari sekian banyak kisah yang
terdapat dalam Al-Qur’an. Kisah kepemimpinan Ratu Balqis tergambar dalam
Al-Qur’an surat al-Naml ayat 22-44. Nama Putri Balqis, dalam tradisi Arab
memang sudah berakar. Dalam beberapa hadis disebutkan nama Balqis yang lebih
lengkap yaitu Balqis binti Shurahbil. Bapaknya seorang raja terpandang dan
berkedudukan sangat penting.[7]
Ratu itu dianugerahi segala sesuatu yang dapat menjadikan kekuasaannya
langgeng, kuat dan besar. Misalnya tanah yang subur, penduduk yang taat,
kekuatan bersenjata yang tangguh, serta pemerintahan yang stabil.[8]
Dia seorang pemimpin bijaksana yang mencintai perdamaian.[9]
Pembelajaran
yang diajarkan oleh pendidik saat ini hanya sampai pada tahap materi saja.
Nilai-nilai pendidikan karakter yang dimiliki oleh tokoh-tokoh seperti yang
terdapat dalam Al-Qur’an belum ditanamkan secara menyeluruh karena hanya
dianggap sebagai materi pengenalan dan pengetahuan tokoh saja.
Penanaman
karakter yang belum diperhatikan dan ditanamkan oleh pendidik dapat menjadikan
peserta didik kurang memiliki karakter yang mulia sehingga jika nantinya
memiliki profesi seperti pejabat negara, pendidik, penegak hukum dan sebagainya
dapat menunjukkan perilaku yang tidak berkarakter seperti korupsi, kasus suap
dan sebagainya.
Kondisi
yang demikian, kiranya cukup relevan untuk menanamkan nilai-nilai karakter
melalui keteladanan sikap-sikap yang dimiliki oleh tokoh yang terdapat dalam
Al-Qur’an seperti dalam kepemimpinan Ratu Balqis.
Dalam
penelitian ini penulis menggunakan Tafsir al-Mishbah karena tafsir ini
mudah dipahami. Tafsir ini menjelaskan kosa kata
yang dipandang perlu, serta menjelaskan munasabah ayat yang sedang ditafsirkan
dengan ayat sebelum maupun sesudahnya. Tafsir al-Mishbah banyak
mengemukakan uraian penjelas terhadap sejumlah mufasir ternama sehingga menjadi
referensi yang mumpuni, informatif, argumentatif. Tafsir ini tersaji dengan
gaya bahasa penulisan yang mudah dicerna segenap kalangan.
Dengan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dalam bentuk penulisan
skripsi dengan judul “Kepemimpinan Ratu Balqis Perspektif Pendidikan
Karakter (Kajian Terhadap Tafsir Al-Mishbah Surat An-Naml Ayat 22-44)”.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
kepemimpinan Ratu Balqis dalam Tafsir Al-Mishbah surat Al-Naml ayat
22-44?
2.
Apa
saja nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kepemimpinan Ratu
Balqis?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk
mengetahui kepemimpinan Ratu Balqis dalam Tafsir Al-Mishbah surat
Al-Naml ayat 22-44.
2.
Untuk
mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kepemimpinan Ratu
Balqis.
D.
Manfaat Penelitian
Pelaksanaan
penelitian ini tentunya akan mendatangkan suatu hasil, baik ini secara teoritis
maupun secara praktis. Dari hasil tersebut diharapkan memiliki manfaat sebagai
berikut:
1.
Secara
Teoritis
a.
Menambah
khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang nilai-nilai pendidikan karakter
dalam kepemimpinan Ratu Balqis.
b.
Berguna
sebagai pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya.
2.
Secara
Praktis
a.
Bagi
penulis
Hasil
penelitian tentang pendidikan karakter yang terkandung dalam kepemimpinan Ratu
Balqis ini diharapkan bisa diaplikasikan dalam kehidupan penulis.
b.
Bagi
pendidik
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengajar dalam meningkatkan
kualitas karakter peserta didik.
E.
Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh
Laboratorium Studi Al-Qur'an Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung yang
berjudul “Ratu Balqis: Kisah Kepala Negara Super Power dalam Al-Qur’an”.
Dengan hasil penelitian: Ratu Balqis merupakan potret lambang kemandirian
perempuan di bidang politik.
Al-Qur’an bercerita tentang kepemimpinan
seorang perempuan dengan memberikan contoh kepemimpinan ratu Balqis; penguasa
negeri Saba’. Kisah ini menggambarkan tentang perempuan yang mempunyai
kecemerlangan pemikiran, ketajaman pandangan, kebijaksanaan dalam mengambil
suatu keputusan, dan seorang politikus ulung. Dia seorang ratu yang memiliki kekuasaan, namun kekuasaannya tidak menghalangi
ia tunduk dan patuh kepada kebenaran.[10]
Selanjutnya,
penelitian yang diterbitkan oleh republika.co.id pada hari Jum’at, 06 februari
2015 yang berjudul “Ratu Balqis
dari Saba Cermin Wanita Pemimpin”.
Dengan hasil penelitian: Ratu Balqis merupakan sosok
wanita yang memiliki pengaruh besar dalam dunia politik pada zaman kenabian.
Wanita ini tercatat dalam sejarah Islam sebagai wanita pertama yang memimpin
sebuah kerajaan. Wilayahnya terbentang dari Yaman hingga Ethiopia saat ini.
Balqis merupakan sosok ratu yang cerdik, cantik, dan memiliki jiwa
kepemimpinan.[11]
Dalam
kedua penelitian tersebut memaparkan tentang ratu Balqis yang merupakan kepala
negara dan wanita pemimpin. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan meneliti
tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam kepemimpinan ratu Balqis.
F.
Metode Kajian
1.
Jenis
dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
analisis deskriptif yaitu berusaha menggali sejauh mungkin produk tafsir yang
dilakukan oleh ulama tafsir terdahulu dalam hal ini adalah Tafsir al-Mishbah
karya M. Quraish Shihab, serta berbagai literatur lain yang relevan baik yang
bersifat primer maupun sekunder.[12]
Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian pustaka (library research) yaitu telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan
suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam
terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Dalam hal ini bahan-bahan pustaka
diberlakukan sebagai sumber ide untuk menemukan gagasan baru, sebagai bahan
dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang telah ada, sehingga
kerangka teori baru dapat dikembangkan atau sebagai dasar pemecahan masalah.[13]
Dalam penelitian pustaka ini peneliti akan menghimpun data tentang
kepemimpinan Ratu Balqis yang terdapat dalam Q.S al-Naml ayat 22-44 dalam Tafsir Al-Mishbah karya M.
Quraish Shihab, sekaligus menganalisis tentang nilai-nilai pendidikan karakter
yang terkandung dalam kepemimpinan Ratu Balqis.
2.
Sumber
Data
a.
Sumber
Data Primer
Sumber data
primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya.[14]
Penelitian ini terfokus untuk mengkaji tentang kepemimpinan Ratu Balqis dalam Tafsir
Al-Mishbah maka sumber data primer yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini diambil dari Tafsir Al-Mishbah karya M.Quraish Shihab.
b.
Sumber
Data Sekunder
Sumber
data sekunder yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari subyek penelitian.[15]
Sumber data sekunder dalam penelitian ini antara lain, yaitu:
a.
Ahmad
Rabi’ Abdul Mun’in. Pesona Ratu Bilqis (Jakarta: Pustaka al-Kautsar,
2009).
b.
Ali,
Audah. Nama dan Kata dalam Al-Qur’an (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,
2001).
c.
Amina
Wadud. terj., Abdullah Ali. Qur’an Menurut Perempuan (Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta, 2006).
d.
Bahtiar
Effendi. Mutiara Terpendam, Perempuan dalam Literature Islam dan Klasik
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002).
e.
Barbara
Freyer Stowasser. terj. Mochtar Zoerni. Reinterpretasi Gender: Wanita dalam
Al-Qur’an, Hadis dan Tafsir (Bandung: Pustaka Hidayah, 2001).
f.
M.
Quraish Shihab, Al-Asma’ Al-Husna dalam Perspekti Al-Qur’an (Tangerang:
Lentera Hati, 2008).
g.
M.
Quraish Shihab, M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut
Anda Ketahui (Tangerang: Lentera Hati, 2011).
h.
Nurjannah
Ismail. Perempuan dalam Pasungan (Yogyakarta: LKiS, 2002).
i.
Rina
Novita dan Yoli Hemdi. Kisah-kisah Al-Qur’an, (Jakarta: Lini Zikrul
Kids, 2009).
j.
Sri
Suhandjati Sukri. Pemahaman Islam dan Tantangan Keadilan Jender, (Yogyakarta:
Gama Media, 2002).
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian pustaka ini, peneliti menggunakan teknik studi
dokumenter dalam mengumpulkan data untuk penelitian. Teknik studi dokumenter
adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi
bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari
sumber dokumen maupun buku, koran, majalah dan lain-lain.[16]
4.
Teknik
Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis isi (content analysis). Nana Syaodih menjelaskan bahwa teknik
analisis isi ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen resmi,
dokumen yang validitas, dan keabsahannya terjamin baik dokumen perundangan dan
kebijakan maupun hasil-hasil penelitian. Analisis juga dapat dilakukan terhadap
buku-buku teks, baik yang bersifat teoritis maupun empiris.[17]
Adapun alur yang digunakan dalam menganalisis data, yaitu:
a.
Reduksi
data
Mereduksi
data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya serta membuang yang tidak
diperlukan.[18]
Data yang telah penulis dapatkan dari hasil studi pustaka, penulis kumpulkan
kemudian penulis reduksi dan diambil yang dibutuhkan saja.
b.
Display data
Mendisplay
data adalah menyajikan, menyusun, dan mengorganisasikan data ke dalam suatu
pola hubungan yang saling berkaitan, sehingga akan mudah dipahami.[19] Dalam
penyajian data penulis lakukan dalam bentuk uraian singkat.
c.
Conclusion
Setelah
melakukan tahap reduksi data dan display data , maka tahap selanjutnya yaitu
penarikan kesimpulan dan verifikasi.[20]
Dengan adanya tahap kesimpulan dan verifikasi dapat digunakan untuk menjawab
rumusan masalah yang sudah dirumuskan sejak awal.
G.
Sistematika Pembahasan
Penulisan karya
ilmiah harus bersifat sistematis, dan dibangun secara berkesinambungan. Dalam
penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang isinya adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi gambaran umum penulisan skripsi yang terdiri dari:
latar belakang masalah yang merupakan academic problem atau kegelisahan
akademik dari penulis sehingga perlu diteliti untuk kepentingan pengembangan
ilmu; rumusan masalah yang memaparkan tentang masalah-masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini, tujuan penelitian; manfaat penelitian yang menggambarkan
tentang kegunaan penelitian ini; Telaah hasil penelitian terdahulu merupakan
penelitian-penelitian yang sudah ada yang terkait dengan ratu Balqis yang
kemudian akan diuraikan persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis
lakukan; metode penelitian yaitu menjelaskan tentang metode-metode yang
digunakan dalam penelitian ini dan sistematika pembahasan yang merupakan pola
pembahasan dalam bentuk bab dan sub bab yang secara logis berhubungan merupakan
kebulatan dari masalah yang diteliti.
BAB II :
Kajian Teori
Dalam bab ini memaparkan tentang teori-teori yang digunakan dalam
penelitian ini. Teori yang digunakan yaitu tentang nila-nilai pendidikan karakter dan teori
tentang kepemimpinan.
BAB
III : Kepemimpinan Ratu Balqis dalam Tafsir
Al-Mishbah
Dalam bab ini
memamparkan tentang biografi M. Quraish Shihab dan profil Tafsir Al-Mishbah
untuk memberikan gambaran tentang penulis dan Tafsir Al-Mishbah secara
umum, Bab ini juga memaparkan tentang kepemimpinan Ratu Balqis yang terdapat
dalam Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, untuk memberikan
pemahaman kepada pembaca tentang bagaimana karakteristik kepemimpinan Ratu
Balqis.
BAB IV : Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Yang Terkandung Dalam Kepemimpinan Ratu Balqis
Bab empat merupakan analisis penulis terhadap data-data tetang
kepemimpinan Ratu Balqis dengan mengggunakan teori-teori kepemimpinan dan pendidikan
karakter yang ada di bab dua. Analisis dilakukan untuk mendapatkan tentang
kepemimpinan Ratu Balqis dan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung
dalam kepemimpinan Ratu Balqis dalam surat al-Naml ayat 22-44.
BAB V : Penutup
Bab lima merupakan rangkaian terakhir dari penulisan skripsi yang
memuat kesimpulan dan saran.
[1] Retno
Listyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif
(Jakarta: Erlangga, 2012), 4.
[2] M. Mahbubi, Pendidikan
Karakter, Impelementasi Aswaja Sebagai Nilai Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2012), 40.
[3] Listyarti, Pendidikan
Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif , 3.
[4] M. Mahbubi, Pendidikan
Karakter, Impelementasi Aswaja Sebagai Nilai Pendidikan Karakter, 50.
[5] Ibid.,
42.
[6] Ibid.,
40.
[7] Ali Audah, Nama
dan Kata dalam Al-Qur’an (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2001), 633.
[8] M. Quraish
Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan,
dan Keserasian al-Qur’an. Vol. 10, Cet. I (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
211.
[9] Rina Novita
dan Yoli Hemdi, Kisah-kisah Al-Qur’an (Jakarta: Lini Zikrul Kids, 2009),
237.
[10] Laboratorium
studi al-Qur’an, Kisah Kepala Negara Super Power dalam Al-Qur’an,
(online), http://laboratoriumstudial-quran.blogspot.com, Diakses
tanggal 13 april 2015.
[11] Hafidz
Muftisany, Ratu Balqis dari Saba Cermin Wanita Pemimpin, (online), http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/15/02/06/njcnzp-ratu-balqis-dari-saba-cermin-wanita-pemimpin,
Diakses tanggal 13 april 2015.
[12] Nur Hakim, Metodologi
Studi Islam (Malang: UMM Press, 2005), 84.
[13] Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo, Buku Pedoman
Penulisan Skripsi (Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2014), 55.
[14] Winarno
Surackhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1998), 134.
[15] Sumardi
Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), 91.
[16] Hadari Nawawi,
Metodologi bidang social (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2007), 101.
[17] Nana Syaodih
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 81-82.
[18]Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2009), 247.
[19] Ibid., 249.
[20] Ibid., 252.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar