Rabu, 28 Oktober 2015

smt 6 psikologi dakwah

aspek-aspek psikologi dakwah
makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
PSIKOLOGI DAKWAH


 











Disusun oleh:
Qurriyatul Munawwaroh                 210311149


Dosen pengampu:
Drs. H. Muh. Fuadi. M. A


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
MARET 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam adalah agama dakwah yakni agama yang mernerintahkan kepada pemeluknya untuk menyebarkan dan mensosialisasikan Islam ketengah tengah kehidupan masyarakat. Sehingga ajaran Islam benar-benar menyatu dalam kehidupan individu, (keluarga) dan dalam kehidupan masyarakat.
Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Sebagai dai tentu saja kita ingin mencapai kesuksesan dalam mencapai tugas dakwah. Salah satu bentuk keberhasilan dalam dakwah adalah berubahnya sikap kejiwaan seseorang. Dari tidak cinta Islam menjadi cinta, dari tidak mau beramal saleh menjadi giat melakukannya, dari cinta kemaksiatan menjadi benci dan tertanam dalam jiwanya rasa senang terhadap kebenaran ajaran Islam, begitulah seterusnya.
Karena dakwah bermaksud mengubah sikap kejiwaan seorang mad’u, maka pengetahuan tentang psikologi dakwah menjadi sesuatu yang sangat penting. Dengan pengetahuan tentang psikologi dakwah ini, diharapkan kita dapat melaksanakan tugas dakwah dengan pendekatan kejiwaan. Rasul Saw. dalam dakwahnya memang sangat memperhatikan tingkat kesiapan jiwa orang yang didakwahinya dalam menerima pesan-pesan dakwah.[1] Oleh karena itu, pengetahuan tentang aspek-aspek psikologi dakwah menjadi penting untuk dipelajari supaya dakwah bisa berjalan dengan efektif dan tujuan dakwah bisa tercapai dengan baik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Psikologi Dakwah?
2.      Apa saja Aspek-aspek Psikologi Dakwah?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Psikologi Dakwah
Bila dilihat dari sudut terminologi maka kata psikologi terdiri dari dua macam kata yakni psyche berarti jiwa dan logos yang kemudian menjadi logi berarti ilmu. Maka kata psikologi (psychology) berarti ilmu pengetahuan tentang jiwa.
Menurut M. Symonds, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang tidak hanya membahas tentang pengalaman manusia saja, juga tidak hanya mempelajari tentang jiwa serta tingkah laku manusia saja, akan tetapi ia mempelajari tentang pengalaman, kegiatan rohaniah dan tingkah laku dalam hubungannya dengan sikap responsif serta penyesuaian dirinya terhadap lingkungan sekitarnya.[2]
Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-unsur paksaan.[3]
Dari pengertian diatas, maka psikologi dakwah dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertugas mempelajari/membahas tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.[4]
B.     Aspek-aspek Psikologi Dakwah
1.      Psikologi Individual
Psikologi Individual adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia dari segi individualitasnya (pribadinya). Oleh karena misi dakwah adalah menyadarkan manusia sebagai makhluk individual yang harus mengikatkan diri kepada Khaliknya dan mengintegrasikan dirinya dengan masyarakat. Psikologi individual merupakan landasan yang dapat memberikan arah psikologi dakwah kepada pembinaan individualisasi manusia sebagai obyek dakwah.[5]
2.      Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah kajian ilmiah yang berusaha memahami keadaaan dan sebab-sebab terjadinya perilaku individu dalam situasi sosial. Psikologi sosial islami adalah kajian ilmiah yang berusaha memahami keadaan dan sebab-sebab perilaku individu dalam situasi sosial dngan menggunakan pandrangan dunia islam.[6] Psikologi sosial merupakan landasan yang memberikan petunjuk dan pengarahan psikologi dakwah kepada pembinaan sosialisasi manusia sebagai obyek dakwah.[7]
3.      Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif adalah salah satu cabang dari psikologi dengan pendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia. Psikologi kognitif mempelajari tentang cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat, dan berfikir tentang suatu informasi.
Untuk mengarahkan tingkah laku audiens berdasarkan pikiran – pikiran yang baik, maka seorang juru dakwah (mubaligh) haruslah bersifat edukatif (mendidik). Mendidik dalam pengertian dakwah adalah melakukan proses bimbingan dengan sengaja dan terus-menerus, selama proses perkembangan pribadi yang terjadi pada seseorang. Bimbingan dakwah berarti suatu proses aktivitas yang bertujuan agar tingkah laku audiens mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan cita-cita dakwah tersebut.
4.      Motivasi
Motivasi adalah suatu pernyataan yang komplek didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.[8] Perilaku manusia merupakan perilaku termotivasi. Diriwayatkan dari Umar Ibnul Khattab bahwa Rasulullah bersabda, “sesunggunya setiap perbuatan itu tergantung niatnya”. (HR Bukhari).
Hadits diatas adalah hadits terkenal yang menyatakan ada kesamaan fenomena  kejiwaan dalam setiap individu manusia, yakni adanya motifasi dalam setiap melakukan perbuatan. Tidak ada suatu pekerjaan dan perbuatan pun yang dilakukan tanpa suatu tujuan, baik hal ini disadari secara penuh maupun tidak disadarinya.[9]
Dalam usaha memperoleh hasil guna pelaksanaan dakwah, motif atau dorongan-dorangan tersebut masih perlu diarahkan kepada tujuan proses dakwah yakni mengendalikan, mengarahkan, mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan tersebut bagi keuntungan manusia sebagai makhluk individual dan sebagai anggota masyarakat. Daya tarik dakwah kepada sasarannya sangat ditentukan oleh kemampuan mengendalikan, mengarahkan, mengembangkan, dan memanfaatkan motif-motif tersebut untuk diaktualisasikan atau digerakkan dan diorientasikan kepada tujuan dakwah atau penerangan agama. Dalam proses kegiatan dakwah, faktor manusia adalah yang menjadi sasaran yang perlu didorong sedemikian rupa sehingga produktivitas dan kreativitas hidup individual dan sosial yang dijiwai oleh agama dapat berkembang karena hal tersebut menjadi kebutuhan hidup manusia itu sendiri.
5.      Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
Komunikasi dakwah dapat didefinisikan sebagai ”proses penyampaian dan informasi Islam untuk memengaruhi komunikan (objek dakwah, mad’u) agar mengimani, mengilmui, mengamalkan, menyebarkan, dan membela kebenaran ajaran Islam.
Pada tataran praktis aktivitas dakwah merupakan proses komunikasi, maka efektifitas dakwah identik dengan efektivitas komunikasi. Komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang dikirim atau disampaikan oleh komunikator/ da’i berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan difahami oleh penerima/ mad ‘u. Oleh karena dalam hal tehniknya dakwah itu bisa berupa dakwah bi-lisan dan dakwah bil-hal, maka rangsangan yang disampaikan bisa berupa ungkapan lisan dan bisa juga berupa perbuatan atau tindakan. Dalam konteks inilah diperlukan keteladanan da’i agar rangsangan tersebut bisa ditangkap/diterima baik secara biologis maupun psikologis oleh mad’u.
6.      Interaksi sosial
Interaksi sosial diartikan sebagai suatu bentuk hubungan antara dua orang atau lebih dimana tingkah laku seseorang diubah oleh tingkah laku yang lain. Interaksi sosial dengan demikian merupakan perilaku timbal balik, suatu perilaku dimana masing-masing individu dalam proses itu mengharapkan dan menyesuaikan diri dengan tindakan yang akan dilakukan orang lain. Jadi jelaslah bahwa dalam proses interaksi itu terdapat tindakan saling mempengaruhi antara satu individu dengan individu lainnya, sehingga timbullah kemungkinan-kemungkinan untuk saling mengubah atau memperbaiki perilaku masing-masing secara timbal balik.[10]
7.      Leadership
Leadership (kepemimpinan) adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, yang merupakan kecakapan mengatur orang lain. Jadi dengan demikian, leadership disini dipandang sebagai abilitas yaitu suatu kecakapan yang diperoleh berkat adanya belajar, sedang sifat dan ciri-cirinya baru nampak setelah dilaksanakan dalam proses mempengaruhi orang lain.[11]
Kepemimpinan dalam dakwah adalah sifat atau ciri tingkah laku pemimpin yang mengandung kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan daya kemampuan orang seorang atau kelompok orang guna mencapai tujuan dakwah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain pemimpin dakwah adalah orang yang dapat menggerakkan orang lain yang ada disekitarnya dengan pengaruhnya untuk mengikutinya dalam proses mencapai tujuan dakwah.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Psikologi dakwah dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertugas mempelajari/membahas tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.
2.      Aspek-aspek Psikologi Dakwah
·         Psikologi individual
·         Psikologi sosial
·         Psikologi kognitif
·         Motivasi
·         Komunikasi
·         Interaksi social
·         Leadership
B.     Saran-saran
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan dapat memahami isi makalah ini dan mempraktekannya dalam melakukan dakwah. Sehingga tujuan dakwah bisa tercapai dengan baik.


[1]Aprilina Hartanti. Psikologi Dakwahhttp://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/01/psikologi-dakwah.html. 4 maret 2014.
[2] M.Arifin. Psikologi Dakwah. Suatu pengantar studi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 12-16.
[3] Ibid., 6.
[4] Ibid.,17.
[5] Ibid.,45.
[6] Fuad Nashori. Psikologi Sosial Islam. (Bandung: PT Refika Aditama, 2008), 1.
[7] M.Arifin. Psikologi…, 45.
[8] Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya: 2007), 60.
[9] Muhammad Izzuddin Taufiq. Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam. (Jakarta: Gema Insani, 2006) 653-654.
[10] M.Arifin. Psikologi…, 69.
[11] Ibid., 88.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. Psikologi Dakwah. Suatu pengantar studi. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Hartanti, Aprilina. Psikologi Dakwahhttp://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/01/psikologi-dakwah.html. 4 maret 2014.
Nashori, Fuad. Psikologi Sosial Islam. Bandung: PT Refika Aditama, 2008.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya: 2007.

Taufiq, Muhammad Izzuddin. Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam. Jakarta: Gema Insani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar