aspek-aspek
psikologi dakwah
makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
“PSIKOLOGI DAKWAH”
Disusun oleh:
Qurriyatul
Munawwaroh 210311149
Dosen pengampu:
Drs. H. Muh. Fuadi.
M. A
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
MARET 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam
adalah agama dakwah yakni agama yang mernerintahkan kepada pemeluknya untuk
menyebarkan dan mensosialisasikan Islam ketengah tengah kehidupan masyarakat.
Sehingga ajaran Islam benar-benar menyatu dalam kehidupan individu, (keluarga)
dan dalam kehidupan masyarakat.
Dakwah merupakan kewajiban setiap
muslim. Sebagai dai tentu saja kita ingin mencapai kesuksesan dalam mencapai
tugas dakwah. Salah satu bentuk keberhasilan dalam dakwah adalah berubahnya
sikap kejiwaan seseorang. Dari tidak cinta Islam menjadi cinta, dari tidak mau
beramal saleh menjadi giat melakukannya, dari cinta kemaksiatan menjadi benci
dan tertanam dalam jiwanya rasa senang terhadap kebenaran ajaran Islam,
begitulah seterusnya.
Karena dakwah bermaksud mengubah
sikap kejiwaan seorang mad’u, maka pengetahuan tentang psikologi dakwah menjadi
sesuatu yang sangat penting. Dengan pengetahuan tentang psikologi dakwah ini,
diharapkan kita dapat melaksanakan tugas dakwah dengan pendekatan kejiwaan.
Rasul Saw. dalam dakwahnya memang sangat memperhatikan tingkat kesiapan jiwa
orang yang didakwahinya dalam menerima pesan-pesan dakwah.[1]
Oleh karena itu, pengetahuan tentang aspek-aspek psikologi dakwah menjadi
penting untuk dipelajari supaya dakwah bisa berjalan dengan efektif dan tujuan
dakwah bisa tercapai dengan baik.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Psikologi Dakwah?
2. Apa
saja Aspek-aspek Psikologi Dakwah?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Psikologi Dakwah
Bila dilihat dari sudut terminologi maka kata
psikologi terdiri dari dua macam kata yakni psyche
berarti jiwa dan logos yang kemudian
menjadi logi berarti ilmu. Maka kata psikologi (psychology) berarti ilmu pengetahuan tentang jiwa.
Menurut M. Symonds, psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang tidak hanya membahas tentang pengalaman manusia saja, juga
tidak hanya mempelajari tentang jiwa serta tingkah laku manusia saja, akan
tetapi ia mempelajari tentang pengalaman, kegiatan rohaniah dan tingkah laku
dalam hubungannya dengan sikap responsif serta penyesuaian dirinya terhadap
lingkungan sekitarnya.[2]
Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan
ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang
dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik
secara individual maupun kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu
pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama
sebagai message yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-unsur paksaan.[3]
Dari pengertian diatas, maka psikologi dakwah dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertugas mempelajari/membahas
tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses
kegiatan dakwah.[4]
B. Aspek-aspek
Psikologi Dakwah
1. Psikologi
Individual
Psikologi
Individual adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia dari segi
individualitasnya (pribadinya). Oleh karena misi dakwah adalah menyadarkan
manusia sebagai makhluk individual yang harus mengikatkan diri kepada Khaliknya
dan mengintegrasikan dirinya dengan masyarakat. Psikologi individual merupakan
landasan yang dapat memberikan arah psikologi dakwah kepada pembinaan
individualisasi manusia sebagai obyek dakwah.[5]
2. Psikologi
Sosial
Psikologi
sosial adalah kajian ilmiah yang berusaha memahami keadaaan dan sebab-sebab
terjadinya perilaku individu dalam situasi sosial. Psikologi sosial islami
adalah kajian ilmiah yang berusaha memahami keadaan dan sebab-sebab perilaku
individu dalam situasi sosial dngan menggunakan pandrangan dunia islam.[6]
Psikologi sosial merupakan landasan yang memberikan petunjuk dan pengarahan
psikologi dakwah kepada pembinaan sosialisasi manusia sebagai obyek dakwah.[7]
3. Psikologi
Kognitif
Psikologi
kognitif adalah salah satu cabang dari psikologi dengan pendekatan kognitif
untuk memahami perilaku manusia. Psikologi kognitif mempelajari tentang cara
manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat, dan berfikir
tentang suatu informasi.
Untuk
mengarahkan tingkah laku audiens berdasarkan pikiran – pikiran yang baik, maka
seorang juru dakwah (mubaligh) haruslah bersifat edukatif (mendidik). Mendidik
dalam pengertian dakwah adalah melakukan proses bimbingan dengan sengaja dan
terus-menerus, selama proses perkembangan pribadi yang terjadi pada seseorang.
Bimbingan dakwah berarti suatu proses aktivitas yang bertujuan agar tingkah
laku audiens mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan cita-cita dakwah
tersebut.
4. Motivasi
Motivasi
adalah suatu pernyataan yang komplek didalam suatu organisme yang mengarahkan
tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.[8] Perilaku
manusia merupakan perilaku termotivasi. Diriwayatkan dari Umar Ibnul Khattab
bahwa Rasulullah bersabda, “sesunggunya setiap perbuatan itu tergantung
niatnya”. (HR Bukhari).
Hadits
diatas adalah hadits terkenal yang menyatakan ada kesamaan fenomena kejiwaan dalam setiap individu manusia, yakni
adanya motifasi dalam setiap melakukan perbuatan. Tidak ada suatu pekerjaan dan
perbuatan pun yang dilakukan tanpa suatu tujuan, baik hal ini disadari secara
penuh maupun tidak disadarinya.[9]
Dalam
usaha memperoleh hasil guna pelaksanaan dakwah, motif atau dorongan-dorangan
tersebut masih perlu diarahkan kepada tujuan proses dakwah yakni mengendalikan,
mengarahkan, mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan tersebut bagi keuntungan
manusia sebagai makhluk individual dan sebagai anggota masyarakat. Daya tarik
dakwah kepada sasarannya sangat ditentukan oleh kemampuan mengendalikan,
mengarahkan, mengembangkan, dan memanfaatkan motif-motif tersebut untuk
diaktualisasikan atau digerakkan dan diorientasikan kepada tujuan dakwah atau
penerangan agama. Dalam proses kegiatan dakwah, faktor manusia adalah yang
menjadi sasaran yang perlu didorong sedemikian rupa sehingga produktivitas dan
kreativitas hidup individual dan sosial yang dijiwai oleh agama dapat
berkembang karena hal tersebut menjadi kebutuhan hidup manusia itu sendiri.
5. Komunikasi
Komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi
tahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara lisan (langsung)
ataupun tidak langsung (melalui media).
Komunikasi dakwah dapat
didefinisikan sebagai ”proses penyampaian dan informasi Islam untuk memengaruhi
komunikan (objek dakwah, mad’u) agar mengimani, mengilmui, mengamalkan,
menyebarkan, dan membela kebenaran ajaran Islam.
Pada
tataran praktis aktivitas dakwah merupakan proses komunikasi, maka efektifitas
dakwah identik dengan efektivitas komunikasi. Komunikasi dikatakan efektif bila
rangsangan yang dikirim atau disampaikan oleh komunikator/ da’i berkaitan erat
dengan rangsangan yang ditangkap dan difahami oleh penerima/ mad ‘u. Oleh
karena dalam hal tehniknya dakwah itu bisa berupa dakwah bi-lisan dan dakwah
bil-hal, maka rangsangan yang disampaikan bisa berupa ungkapan lisan dan bisa
juga berupa perbuatan atau tindakan. Dalam konteks inilah diperlukan
keteladanan da’i agar rangsangan tersebut bisa ditangkap/diterima baik secara
biologis maupun psikologis oleh mad’u.
6. Interaksi
sosial
Interaksi
sosial diartikan sebagai suatu bentuk hubungan antara dua orang atau lebih dimana
tingkah laku seseorang diubah oleh tingkah laku yang lain. Interaksi sosial
dengan demikian merupakan perilaku timbal balik, suatu perilaku dimana
masing-masing individu dalam proses itu mengharapkan dan menyesuaikan diri
dengan tindakan yang akan dilakukan orang lain. Jadi jelaslah bahwa dalam
proses interaksi itu terdapat tindakan saling mempengaruhi antara satu individu
dengan individu lainnya, sehingga timbullah kemungkinan-kemungkinan untuk
saling mengubah atau memperbaiki perilaku masing-masing secara timbal balik.[10]
7. Leadership
Leadership
(kepemimpinan) adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, yang
merupakan kecakapan mengatur orang lain. Jadi dengan demikian, leadership
disini dipandang sebagai abilitas yaitu suatu kecakapan yang diperoleh berkat
adanya belajar, sedang sifat dan ciri-cirinya baru nampak setelah dilaksanakan
dalam proses mempengaruhi orang lain.[11]
Kepemimpinan
dalam dakwah adalah sifat atau ciri tingkah laku pemimpin yang mengandung
kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan daya kemampuan orang seorang atau
kelompok orang guna mencapai tujuan dakwah yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain pemimpin dakwah adalah orang yang dapat menggerakkan orang lain yang ada
disekitarnya dengan pengaruhnya untuk mengikutinya dalam proses mencapai tujuan
dakwah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Psikologi
dakwah dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertugas
mempelajari/membahas tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat
dalam proses kegiatan dakwah.
2. Aspek-aspek
Psikologi Dakwah
·
Psikologi
individual
·
Psikologi sosial
·
Psikologi
kognitif
·
Motivasi
·
Komunikasi
·
Interaksi social
·
Leadership
B. Saran-saran
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan
dapat memahami isi makalah ini dan mempraktekannya dalam melakukan dakwah.
Sehingga tujuan dakwah bisa tercapai dengan baik.
[1]Aprilina Hartanti. Psikologi Dakwah. http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/01/psikologi-dakwah.html. 4 maret 2014.
[2]
M.Arifin. Psikologi Dakwah. Suatu
pengantar studi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 12-16.
[3] Ibid., 6.
[4] Ibid.,17.
[5] Ibid.,45.
[6]
Fuad Nashori. Psikologi Sosial Islam.
(Bandung: PT Refika Aditama, 2008), 1.
[7]
M.Arifin. Psikologi…, 45.
[8]
Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan.
(Bandung: Remaja Rosdakarya: 2007), 60.
[9]
Muhammad Izzuddin Taufiq. Panduan Lengkap
dan Praktis Psikologi Islam. (Jakarta: Gema Insani, 2006) 653-654.
[10] M.Arifin.
Psikologi…, 69.
[11] Ibid., 88.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
M. Psikologi Dakwah. Suatu pengantar
studi. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Hartanti, Aprilina. Psikologi Dakwah. http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/01/psikologi-dakwah.html.
4 maret 2014.
Nashori,
Fuad. Psikologi Sosial Islam. Bandung:
PT Refika Aditama, 2008.
Purwanto,
Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya: 2007.
Taufiq,
Muhammad Izzuddin. Panduan Lengkap dan
Praktis Psikologi Islam. Jakarta: Gema Insani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar