LEMBAR
KERJA
I.
NOMOR :
2
II.
NAMA STRATEGI ACTIVE
LEARNING : Reading Guide
III.
LANGKAH-LANGKAH NAMA STRATEGI ACTIVE LEARNING
1.
Tentukan bacaan yang akan
dipelajari.
2.
Buatlah kisi-kisi
pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa/siswi melalui bahan bacaan yang telah
dipilih.
3.
Bagikan bahan-bahan bacaan
dengan kisi-kisi pertanyaan.
4.
Mintalah masing-masing
siswa/siswi mempelajari bahan bacaan dengan menggunakan kisi-kisi pertanyaan
yang dibagikan.
5.
Bahas kisi-kisi pertanyaan
dengan menanyakan jawaban kepada mahasiswa.
IV.
IMPLEMENTASI LANGKAH-LANGKAH STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
BERBASIS SCIENTIFIC
MATA PELAJARAN : Akidah Akhlaq
Materi Pokok : Akhlak tercela kepada diri sendiri
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Berbasis Scientific
|
|
|
|
Langkah 1:
|
Mengamati
|
|
·
Siswa/siswi membaca materi pokok BAB 3 ”Akhlak tercela
kepada diri sendiri”
|
|
Tim Penyusun Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah kelas
VIII. Rahma Media Pustaka. Halaman 42-52.
|
|
(bacaan terlampir)
|
|
|
|
|
Langkah 2:
|
Menanya
|
|
·
Siswa/siswi membuat pertanyaan terkait apa yang dibaca.
|
|
Pertanyaan:
|
|
|
|
|
|
|
Langkah 3:
|
Explorasi / Eksperimen
|
|
·
Siswa/siswi dibagi menjadi 5 kelompok dengan cara
berhitung.
|
|
·
Masing-masing kelompok melakukan diskusi yang dipimpin
oleh ketua kelompok untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat.
|
|
·
Ketua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
didepan kelas dan memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberi
tanggapan.
|
|
Jawaban:
|
|
|
|
b. Putus asa adalah sifat menyerah dan tidak mampu
meneruskan harapannya untuk mencapai tujuan awalnya.
|
|
c. Ghadab adalah sikap seseorang yang mudah marah
karena tidak senang terhadap perlakuan atau perbuatan orang lain.
|
|
d. Tama’ adalah cinta
kepada dunia (harta) terlalu berlebihan.
|
|
e. Takabur adalah sikap berbangga diri dengan
beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang paling hebat dan benar dibandingkan
orang lain.
|
|
|
|
b. Meningkatkan sifat husnudzan (berbaik sangka) kepada
Allah SWT.
|
|
c. Berusaha belajar memiliki sikap lapang dada atau
toleran dan mudah memaafkan kesalahan orang lain.
|
|
d. Menanamkan sikap syukur dan qanaah atas pemberian
Allah SWT.
|
|
e. Menjalin silaturahmi dengan sesama, untuk
menimbulkan kesadaran bahwa setiap orang memiliki kelbihan dan kekurangan.
|
|
|
Langkah 4:
|
Asosiasi
|
|
·
Siswa/siswi secara berkelompok mengaitkan jawabannya
dengan informasi yang sudah diketahui.
|
|
Sifat ananiah, putus asa, ghadab, tamak dan takabur, kesemuanya
meruapakan perilaku tercela. Oleh karena itu kita harus menghindari sifat
tercela tersebut.jika tidak menghindari akhlak tercela tersebut, maka kita
tidak akan selamat dunia akhirat.
|
|
|
Langkah 5:
|
Mengkomunikasikan
|
|
·
Masing-masing kelompok mengkomunikasikan hasil
asosiasinya dan merumuskan kesimpulan dan diakhiri dengan penguatan dari
guru.
|
|
Kesimpulan:
|
|
Akhlak tercela kepada diri sendiri, diantaranya:
ananiah, putus asa, ghadab, tamak dan takabur, kesemuanya meruapakan perilaku
tercela yang wajib kita hindari dengan cara menanamkan dan membiasakan diri
bersikap tawadhu, syukur, ikhlas, tenggang rasa, husnudzan, toleran, mudah
memaafkan serta qanaan atas pemberian Allah SWT.
|
|
Penguatan dari guru:
|
|
Akhlak tercela merupakan sifat-sifat buruk yang harus
kita hindari seperti: ananiah, putus asa, ghadab, tamak dan takabur. Allah
SWT berfirman: إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن
كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا
Artinya: “sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong lagi membanggakan dir” (Q.S An-Nisa’: 36). Jika kita mempunyai
sifat-sifat tercela tersebut, maka kita tidak akan disukai orang lain dan
juga Allah SWT, misalnya saja jika kita mempunyai sifat ananiah yang
memntingkan diri sendiri, maka orang lain akan malas berteman dengan kita,
bahkan menjauhi kita dan juga sifat ghadab ternyata akan membuat seseorang
itu cepat tua. Maka benar sekali Allah SWT melarang kita mempunyai
sifat-sifat tercela tersebut.
|
________,_________________
Mengetahui
Peserta
Trainer
____________________________ Qurriyatul
Munawwaroh
URAIAN
MATERI
A.
Pengertian Ananiah, Putus Asa, Ghadab, Tamak, dan Takabur.
a.
Pengertian Ananiah
Kata ananiah berasal dari bahasa Arab “ana” yang berarti saya atau
aku, Ananiah berarti ‘keakuan’ atau sifat membanggakan diri sendiri.
Sifat ananiah biasa disebut egois, yaitu sikap hidup yang terlalu
mementingkan diri sendiri, bahkan jika perlu dengan mengorbankan kepentingan
orang lain. Sifat egosi merupakan sifat tercela yang dibenci Allah SWT dan
manusia karena cenderung berbuat sesuatu yang dapat merusak tatanan kehidupan
bermasyarakat.
b.
Pengertian Putus Asa
Ditinjau dari segi bahasa, asa berarti harapan. Jadi, putus asa
berarti putus harapan. Sedangkan menurut kamus bahasa indonesia, putus asa
berarti hilang harapan atau tidak mempunyai harapan.
Sementara secara terminologis, putus asa berarti sifat menyerah dan
tidak mampu meneruskan harapannya untuk mencapai tujuan awalnya.
Islam melarang umatnya berputus asa, karena orang yang putus asa
sama saja tidak meyakini akan kekuatan dan kekuasaan Allah.
c.
Pengertian Ghadab
Ghadab dalam bahasa Arab artinya marah. Secara bahasa ghadab
artinya keras, kasar, dan padat. Orang yang mudah marah atau suka marah disebut
ghadib. Ghadab merupakan antonim atau lawan kata dari ridha dan sabar.
Secara istilah, ghadab berarti sikap seseorang yang mudah marah
karena tidak senang terhadap perlakuan atau perbuatan orang lain.
d.
Pengertian Tamak
Secara etimologis tamak berarti rakus hatinya. Menurut kamus besar
bahasa indonesia, rakus berarti selalu ingin beroleh banyak untuk diri sendiri
(loba) atau serakah.
Menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu
berlebihan, tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa
besar.
e.
Pengertian Takabur
Menurut kamus besar bahasa indonesia, takabur adalah merasa diri
mulia (hebat, pandai, dan sebagainya), atau angkuh dan sombong. Sedangkan
menurut bahasa Arab, takabur berasal dari kata takabbara-yatakabbaru-takabburan
yang artinya sombong atau membanggakan diri.
Secara terminologis, takabur adalah sikap berbangga diri denagn
beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang paling hebat dan benar dibandingkan
orang lain.
Sementara menurut agama, Rasulullah SAW mendefinisikan takabur
sebagai sikap menolak kebenaran dan merendahkan orang lain, sebagaimana
dijelaskan dalam sabda beliau yang artinya “Sesungguhnya Allah itu indah dan
mencintai keindahan. Takabbur adalah menolah kebenaran dan meremehkan orang
lain.” (H.R Muslim).
B.
Menghindari Akhlak Tercela Kepada Diri Sendiri
Hal-hal
yang dapat dilakukan agar terhindar dari perilaku tercela kepada diri sendiri
antara lain, yaitu:
1.
Menyadarkan diri bahwa manusia itu diciptakan sama, dan mempunyai
hak sama dalam hidup. Kesadaran ini akan melahirkan sikap menghargai orang
lain.
2.
Membiasakan diri untuk bersedekah dan beramal untuk orang lain.
3.
Menyadari bahwa manusia
adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri.
4.
Dengan menanamkan dan membiasakan bersikap tawadhu’, syukur, ikhlas
dan tenggang rasa.
5.
Meningkatkan kesadaran bahwa untuk mendapatkan sesuatu perlu usaha
dan kerja keras secara optimal.
6.
Meningkatkan sifat husnudzan (berbaik sangka) kepada Allah SWT.
7.
Menanamkan rasa takut terhadap segala bentuk kemaksiatan dan
perilaku tercela.
8.
Berusaha belajar memiliki sikap lapang dada atau toleran dan mudah
memaafkan kesalahan orang lain.
9.
Menanamkan sikap syukur dan qanaah atas pemberian Allah SWT.
10.
Menjalin silaturahmi dengan sesama, untuk menimbulkan kesadaran
bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar