Minggu, 25 Oktober 2015

smt 5 aqidah akhlak

 
ASMAUL HUSNA, IMAN KEPADA MALAIKAT DAN MAKHLUK GHAIB SERTA MENGHINDARI AKHLAK TERCELA
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah “Studi Materi Aqidah Akhlak“
Disusun oleh kelompok 2/TB E:
Qurriyatul Munawaroh           210311149
Siang Suryaningtias                210311150
Nikmatul Laily                        210311151

Dosen Pengampu:
Ahmad Faruq

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) PONOROGO
OKTOBER
2013
MATERI AKIDAH AKHLAK
KELAS VII SEMESTER GENAP
A.    Memahami Al-Asma Al-Husna
Secara bahasa asmaul husna berasal dari bahasa Arab, al-Asma’ yang berarti nama-nama dan al-Husna yang berarti yang baik atau yang indah. Sedangkan arti secara istilah asmaul husna berarti nama-nama yang idah bagi Allah SWT sebagai wujud kesempurnaannya.
Asmaul Husna berjumlAah 99. Namun, pada pembelajaran ini hanya akan dibahas 10 asmaul husna yang meliputi: al-Aziz, al-Ghafar, al-Basith, an-Nafi’, ar-Rauf, al-Barr, al-Hakim, al-Fatah, al-‘Adl, dan al-Qayum.
1.      Pengertian 10 sifat Allah dalam asmaul husna
a.       Al-Aziz
Al-Aziz artinya Yang Maha Perkasa. Maksudnya bahwa Allah berkuasa atas seluruh ciptaan-Nya. Keyakinan seorang muslim akan kekuatan dan keperkasaan Allah, akan semakin menguatkan harapan di dalam hatinya, bahwa kemenangan dan pertolongan itu akan turun dari Allah.
b.      Al-Ghafar
Al-Ghafar artinya Yang Maha Pengampun. Maksudnya bahwa Allah adalah satu-satunya Zat yang mampu menutupi dan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Allah SWT selalu memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertobat dengan sebenar-benarnya.
c.       Al-Basith
Al-Basith artinya Yang  Maha Melapangkan. Maksudnya bahwa Allah adalah satu-satunya Zat yang dapat melapangkan rezeki bagi hamba-Nya. Allah membentangkan dan membuka lebar rahmat dan kasih sayang-Nya.
d.      An-Nafi’
An-Nafi’ artinya Yang Maha Memberi Manfaat. Maksudnya bahwa Allah adalah satu-satunya Zat yang dapat memberikan manfaat terhadap makhluk-Nya.
e.       Ar-Rauf
Ar-Rauf artinya Yang Maha Pengasih. Maksudnya bahwa Allah adalah satu-satunya Zat yang Maha Pengasih yang memberikan segala sesuatu kepada hamba-hamba-Nya.

f.       Al-Barr
Al-Barr artinya Yang Maha Melimpahkan kebaikan. Maksudnya bahwa segala kebaikan yang terjadi dalam diri kita, maupun makhluk Allah lainnya, merupakan wujud dari sifat Allah al-Barr.
g.      Al-Hakim
Al-Hakim artinya Maha Bijaksana. Maksudnya bahwa Allah adalah satu-satunya Zat yang mengatur semua ucapan dan tindakan-Nya, sehingga segala ciptaan-Nya menjadi benar adanya dan teliti.
h.      Al-Fatah
Al-Fatah artinya Maha Memberi Keputusan. Maksudnya bahwa Allah adalah satu-satunya Zat yang memberikan putusan perkara di hari akhir, dengan putusan yang seadil-adilnya sesuai baik atau buruknya perbuatan manusia.
i.        Al-’Adl
Al-‘Adl artinya Yang Maha Adil. Maksudnya bahwa Allah adalah satu-satunya Zat yang dapat memberikan keadilan dengan seadil-adilnya.
j.        Al-Qayum
Al-Qayum artinya Yang Terus-menerus Mengurus. Maksudnya bahwa Allah adalah Zat yang terus-menerus mengurusi segala ciptaan-Nya tanpa henti.

2.      Perilaku mengamalkan 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna,
a.       Perilaku orang yang mengamalkan sifat Al-Aziz
1)      Selalu tunduk dan patuh terhadap ketentuan Allah
2)      Rela menerima sesuatu dengan ikhlas dan tulus
3)      Tidak berlaku sombong dan takabur
4)      Gemar membantu sesamanya
b.      Perilaku orang yang mengamalkan sifat Al-Ghafar
1)      Bersifat pemaaf, lapang dada dan sabar
2)      Menutupi dan menyembunyikan kesalahan atau aib orang lain
3)      Memiliki rasa belas kasihan untuk tidak menganggap kesalahan orang lain sebagai kesalahan terhadap dirinya
c.       Perilaku orang yang mengamalkan sifat Al-Basith
1)      Selalu percaya diri, bersikap mandiri dan dapat menghargai diri sendiri
2)      Tidak mau hidup dari belas kasih orang lain
3)      Berusaha memberi kelapangan kepada sesama makhluk Allah
4)      Memiliki sifat dermawan
d.      Perilaku orang yang mengamalkan sifat An-Nafi’
1)      Tidak serakah dalam urusan duniawi
2)      Gemar bersedekah
3)      Ikhlas
e.       Perilaku orang yang mengamalkan sifat Ar-Rauf
1)      Mencurahkan kasih sayang kepada siapapun
2)      Selalu menjalin silaturahmi
3)      Memperkokoh ukhuwah islamiyah
4)      Pandai mensyukuri nikmat Allah
f.       Perilaku orang yang mengamalkan sifat Al-Barr
1)      Gemar medermakan sebagian harta yang dimiliki untuk menyantuni fakir miskin
2)      Murah senyum, ramah, mau bertegur sapa dengan sesama
g.      Perilaku orang yang mengamalkan sifat Al-Hakim
1)      Berbicara sesuai dengan keadaannya
2)      Memberikan sedekah sesuai yang dibutuhkan
3)      Menggunakan waktu dan tenaga kepada efisien
4)      Menjalin hubungan yang baik dengan sesama anggota keluarga
5)      Bijaksana dalam bergaul
h.      Perilaku orang yang mengamalkan sifat Al-Fatah
1)      Selalu berusaha dengan segala daya yang dimiliki
2)      Menggunakan fasilitas kekayaan yang dimilikinya dengan memberikan kemudahan jalan bagi pencari kerja demi kehidupan mereka
3)      Seorang ilmuan harus mampu memberikan informasi bagi penuntut ilmu
i.        Perilaku orang yang mengamalkan sifat AL-‘Adl
1)      Dapat menyelaraskan seluruh jiwa, perilaku dan kondisi dirinya
2)      Berpegang teguh pada syari’at agama
3)      Tidak memihak kepada siapapun dalam mengambil keputusan
j.        Perilaku orang yang mengamalkan sifat Al-Qayyum
1)      Selalul berikhtiyar dan tawakkal
2)      Menggunakan apa yang dihamparkan Allah di alam raya ini untuk menegakkan hidupnya tanpa mengandalkan orang lain selain dirinya sendiri
3)      Selalu memberi perhatian penuh kepada semua makhluk Allah
3.      Fungsi sifat-sifat Allah dalam asmaul husna
a.       Membuat manusia tidak berputus asa dari rahmat Allah. Manusia dapat meminta apaun dengan menggunakan asma-Nya sesuai kebutuhan.
b.      Menambah keyakinan kepada Allah.
c.       Meningkatkan semangat dan keseriusan dalam bekerja dan belajar. Karena meyakini bahwa Allah pasti akan memberi kasih dan sayangnya bagi hamba-Nya yang mau beramal shalih, berdoa dan berusaha.
d.      Menyelamatkan hidup di dunia dan di akhirat.

4.      Upaya meneladani sifat Allah dalam kehidupan sehari-hari
a.       Selalu mengingat, bahwa Allah menyayangi hamba-hamba-Nya yang taat dan beriman kepada-Nya.
b.      Mengingat bahwa Allah tidak akan pernah mengingkari janji, keadilannya benar-benar akan ditegakkan di akhirat kelak.
c.       Senantiasa percaya akan pertolongan Allah terhadap hamba-hamba-Nyaa yang membutuhkan pertolongan-Nya.
d.      Meningkatkan ibadah dan ketakwaan kepada Allah.
e.       Berdoa kepada Allah , supaya selalu berada dalam keimanan dan istiqamah dalam memegang teguh aqidah dan syariat Allah.

B.     Beriman kepada Malaikat dan Makhluk Gaib
1.      Pengertian Malaikat, Jin, Iblis, dan setan
a.       Pengertian Malaikat
Secara bahasa kata malaikat berasal dari kata malak yang artinya risalah atau menyampaikan pesan. Yang dalam bentuk jamaknya adalah malaaikah. Secara istilah malaikat adalah makhluk Allah yang bersifat gaib, yang diciptakan dari nur (cahaya) dan wujudnya tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium, ataupun dirasakan.
b.      Pengertian Jin
Jin memiliki arti tersembunyi, menutupi, atau merahasiakan. Artinya, jin itu tertutup atau tersembunyi dari panca indera karena bersifat gaib. Jin diciptakan Allah dari api dan mempunyai akal serta nafsu. Jin juga ada yang kafir dan ada yang muslim. Jin memiliki bobot yang sangat ringan dari pada udara.
c.       Pengertian Iblis dan setan
Iblis adalah makhluk Allah yang bersifat gaib, yang diciptakan Allah dari api yang panas. Jin diciptakan dari percikan abi sedangkan iblis atau setan diciptakan dari nyala api itu sendiri. Iblis atau setan semuanya kafir. Iblis atau setan semuanya mengajak manusia ke jalan yang sesat dan berbuat jahat.
Setan artinya jauh dari rahmat Allah. Setan adalah sebutan sifat jelek yang ada pada manusia. Dia tidak akan mati sebelum datangnya kiamat. Setan selalu mengajak pada kesesatan, kejahatan, dan kezaliman. Setan bisa berasal dari golongan jin dan manusia.

2.      Pengertian beriman kepada Malaikat dan makhluk gaib lainnya
Iman artinya yakin atau percaya. Beriman kepada malaikat dan makhluk gaib ciptaan Allah lainnya, berarti meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang selalu menyembah Allah, serta selalu taat dan patuh kepadanya. Serta meyakini sepenuh hati bahwa Allah juga menciptakan makhluk gaib lainnya selain malaikat sebagai wujud kekuasaan dan kehendak-Nya.

C.    Menghindari Akhlak tercela kepada Allah (riya dan nifak)
Setiap perbuatan tercela adalah hasil hasutan setan. Setiap hasutan setan, pasti menimbulkan dampak negatif, dan dibenci Allah. Di antara perilaku tercela kepada Allah adalah riya dan nifak.
1.      Pengertian Riya dan Nifak serta Larangannya
a.       Riya berasal dari bahasa Arab at-Riya’ yang artinya memperlihatkan atau pamer. Menurut pengertian yang lebih luas, riya adalah suatu perbuatan baik dengan tujuan agar dipuji orang lain yang melihatnya.
Kata riya sangat erat hubungannya dengan kata sum’ah, yang berarti kemasyhuran nama. Orang yang sum’ah, bermaksud agar perbuatan baik yang dilakukannya di gunjingkan oleh orang, sehingga namanya menjadi terkenal.
Larangan berbuat riya antara lain tercantum dalam Q.S Al-Baqarah ayat 264: “...Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan (penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya’ (pamer) kepada manusia...”
b.      Nifak secara bahasa artinya pura-pura pada agamanya. Secara istilah, nifak berarti sikap yang tidak menentu, karena tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya. Orang yang memiliki sifat nifak disebut munafik, yaitu orang yang berpura-pura atau ingkar, apa yang di ucapkannya tidak sesuai dengan yang ada di dalam hatinya.
Larangan berbuat nifak antara lain tercantum dalam Q.S Al-Munafiqun ayat 1-2: “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata: “kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya, dan Allah juga mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sungguh, amat buruk apa yang telah mereka kerjakan.”

2.      Nilai-nilai negatif perbuatan riya dan nifak
a.       Ciri-ciri orang riya
1.      Berbuat riya ketika banyak teman yang menyaksikan.
2.      Selalu memperlihatkan sesuatu yang ia miliki
3.      Sombong/bangga atas setiap perbuatan dan jasa-jasanya

b.      Nilai-nilai negatif perbuatan riya
1.      Menghapus pahala amal baiknya.
2.      Mendapatkan dosa besar, karena termasuk syirik.
3.      Tidak selamat dari bahaya kekafiran, karena riya sangat dekat dengan kufur.
4.      Dijauhi teman atau orang lain.
5.      Tidak dipercaya oleh orang lain, dan dianggap sebagai pembohong atau suka mencari perhatian.
c.       Ciri-ciri orang nifak
1.      Bila berbicara berdusta.
2.      Bila berjanji mengingkari.
3.      Bila dipercaya berkhianat.
d.      Nilai-nilai negatif perbuatan nifak
1.      Tercela dalam pandangan Allah dan sesama manusia.
2.      Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya.
3.      Tidak disenangi dalam pergaulan sehari-hari.
4.      Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki.
5.      Mendapat siksa yang amat pedih di hari akhir.
6.      Menimbulkan kekecewaan hati, sehingga dapat merusak hubungan persahabatan.
7.      Membuka peluang munculnya fitnah.
8.      Mencemarkan nama baik keluaraga dan masyarakat sekitar.

3.      Upaya menghindari perbuatan riya dan nifak
a.       Upaya menghindari perbuatan riya
1.      Menanamkan sifat ikhlas dalam setiap amal dan perbuatan.
2.      Meyakinkan hati, bahwa perbuatan riya tidak menguntungkan sama sekali.
3.      Berusaha untuk tidak mengingat ataupun mengungkit kebaikan yang pernah dilakukan terhadap orang lain.
4.      Berusaha untuk selalu rajin beribadah dan beramal dalam segala suasana, terutama ketika tidak banyak orang.
5.      Berdoa kepada Allah, agar dihindarkan dari perbuatab riya
b.      Upaya menghindari perbuatan nifak
1.      Menghindari berbicara terlalu banyak apalagi hanya membicarakan hal-hal yang tidak penting.
2.      Tidak mudah-mudah membuat janji.
3.      Menanamkan sikap tanggung jawab atas setiap amanah yang dibebankan.
4.      Berdoa kepada Allah dan meningkatkan ibadah, agar dijauhkan dari perbuatan nifak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar